Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Metafora Kuasa Perupa Jerman Dipamerkan di Yogya

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Karya seniman asal Jerman, Franziska Fennert dalam pameran di Sangkring Art Project, Yogyakarta, 15-25 Januari 2015. (TEMPO/Shinta Maharani)
Karya seniman asal Jerman, Franziska Fennert dalam pameran di Sangkring Art Project, Yogyakarta, 15-25 Januari 2015. (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gambar macan raksasa berkuku tajam berdiri di atas batu di antara pepohonan. Kepala binatang buas itu mendongak dan menunjukkan gigi bagian atasnya. Seekor rusa ringkih, duduk bertumpu batu menoleh ke arah harimau. Selembar kain menutupi mata rusa. Tiga harimau kecil mencakar perut rusa. Rusa itu tak berdaya untuk melawan.  (Baca:Seniman Tiga Negara Hadir dalam Pameran di Bali)

Citraan itu adalah lukisan karya seniman asal Jerman, Franziska Fennert berjudul The Tiger Monitors The Lactating Doe berukuran 155 x 290 sentimeter. Ini satu di antara puluhan karya yang tampil dalam pameran berjudul Place The King In The Right Position di Sangkring Art Project, Yogyakarta, 15-25 Januari 2015. Karya seni Franziska berupa lukisan dan patung berbahan kain kanvas yang dijahit.

Harimau dalam lukisan itu memikat mata sebagian pengunjung pameran yang dibuka pada Kamis, 15 Januari 2015. Lukisan yang dibuat tahun 2014 itu kental akan metafor cengkeraman sistem ekonomi global. Makhluk kuat, harimau memangsa rusa. “Ini karya saya yang paling politis,” kata Franziska di Sangkring Art Project.  (Baca:Teater Sunset Diety, Antara Inovasi dan Warna Baru)

Ia menggambarkan harimau sebagai hewan besar yang dominan di dalam lukisan itu sebagai simbol kekuasaan. Sedangkan, rusa dia gambarkan sebagai binatang lucu dan lemah yang siap dimangsa harimau. Rusa yang ditutup matanya melukiskan dia tutup mata dengan kekuasaan yang lebih kuat dan mengawasinya.

Metafor kekuasaan lainnya muncul pada karya patung berbahan kain kanvas yang dijahit berjudul Fusion to Raise An Equal Conscious Mind berukuran 35x35x145 sentimeter. Gurita putih bertentakel itu punya kepala yang berwajah manusia. Binatang laut itu digambarkan sedang merayap di lantai. Patung kain kanvas membentuk tangan manusia bergelantungan menjuntai, berdekatan dengan gurita raksasa itu. Patung tangan manusia ini berjudul The Branches We Let Grow.

Perempuan bergelar master di Hochschule Dresden fur Bildende Kunste atau Academy of Fine Arts Dresden itu tak hanya membuat karya yang kritis terhadap kapitalisme. Ia juga menciptakan karya tentang harapan manusia. Ini muncul pada karya berjudul Even, If I Don’t See You berukuran 90x50x160 sentimeter.  (Baca:Dua Film Ini Mendominasi Oscar 2015)

Patung itu mengambarkan dua pasang manusia yang duduk saling membelakangi. Punggung dua orang itu menyatu. Seorang bersanggul dengan warna rambut hitam, sedangkan orang yang satunya gundul. Mereka duduk sembari mengangkat kedua tangannya. "Ini menggambarkan bagaimana orang saling membutuhkan satu sama lain," kata dia. Franziska menciptakan semua karyanya selama 9 bulan di Bantul.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penulis seni, Anton Larenz, mengatakan karya Franziska tampak halus dan lembut, namun menghadirkan konsep di balik narasi visualnya. Ini menyertakan hubungan antara timur dan barat yang senantiasa dibayang-bayangi sejarah kolonialisme dan imperlialisme. Peperangan kolonialisme, penindasan, dan eksploitasi merupakan sisi kejam dari kekuasaan yang didirikan oleh kekuatan Barat di Asia.” Globalisasi yang terjadi kini juga dapat diartikan sebagai bentuk baru siasat para kaum imperialis,” kata dia.

Figur sang raja pada karya Franziska menjelaskan hubungan antar-beragam kekuatan yang ada. Ia juga mempertanyakan hierarki kekuasaan. Sang raja adalah model purba akan sebuah kepemimpinan, yang merujuk pada kekuasaan. Salah satu metafor kekuasaan yang penting adalah sang gurita. Tentakel sang gurita adalah perwakilan lengan berukuran panjang milik penguasa. Ini kiasan tak terduga karena sang gurita dapat meraih ke berbagai arah tanpa bisa diterka.

Franziska Fennert adalah seniman Jerman lulus dari Academy of Fine Arts Dresden, Jerman pada 2009. Dia punya ketertarikan terhadap seni budaya Asia. Franziska kerap pameran tunggal maupun kelompok di banyak negara. Satu di antara pameran tunggaknya selain di Sngkring adalah berjudul Vision of A Social Evolution di Galeri Michaela Helfrich, Berlin tahun 2013.

SHINTA MAHARANI

Baca berita lainnya:
Tunda Budi, Jokowi Hindari 3 Masalah Besar
Jokowi Pilih Budi Gunawan, Ahok: Orang Salah Paham

Abdee Slank Bicara Soal Artis dan Keputusan Jokowi

Jokowi Tunda Budi Gunawan, Ini Drama di Istana  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

25 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.