Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gelar Pameran, Pelukis Bali Naikkan Pamor Kertas

image-gnews
Pelukis Bali Made Kaek menjelaskan Lukisannya pada pameran di Pameran yang berlangsung di Santrian Galeri. Istimewa
Pelukis Bali Made Kaek menjelaskan Lukisannya pada pameran di Pameran yang berlangsung di Santrian Galeri. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Dibandingkan lukisan di atas kanvas, lukisan dengan medium kertas saat ini dianggap sebagai lukisan kelas dua. Padahal secara estetika, kertas memiliki kekuatan dan pesonanya sendiri yang tak bisa ditemukan di media yang lain.

Prihatin dengan kondisi tersebut, tiga pelukis Bali, yakni Made Kaek, Made Somadhita, dan Wayan Linggih terdorong untuk menggelar pameran lukisan khusus bermedium kertas. Pameran berlangsung di Santrian Galeri, Sanur, 25 April hingga 25 Juni 2014. "Diharapkan akan mengembalikan penghargaan komunitas seni rupa pada karya kertas," kata kurator galeri, Dollar Astawa, akhir pekan lalu. 

Dollar menjelaskan dalam perkembangan awal seni rupa di Bali pada 1960-an, para pelukis lokal Bali sebenarnya lebih mengandalkan kertas sebagai medium lukisannya. Selain murah, kertas juga lebih mudah didapat. "Mereka juga bisa langsung menjualnya kepada para turis asing yang mulai berdatangan di kawasan Sanur," katanya.

Masuknya para pelukis asing ke Bali yang memperkenalkan medium kanvas kemudian menciptakan kasta baru, seolah-olah lukisan hanya sah kalau diterapkan di atas kanvas. Para kolektor seni rupa dan pedagang lukisan kemudian mendorong pelukis untuk hanya menggunakan kanvas. "Mereka kemudian yang membelikan kanvas dan sekaligus membatasi kreasi mereka," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam pameran itu, masing-masing pelukis menampilkan lukisan dengan gaya yang berbeda. Made Kaek tampil dengan gaya abstrak figuratif yang mendekontruksi penampilan dan tubuh manusia menjadi bentuk-bentuk khayali. Ini berbeda dengan Wayan Linggih yang lebih suka mendeformasi wajah manusia sesuai dengan tafsirannya terhadap wajah yang menurutnya selalu menyimpan sebuah misteri. Adapun Made Somadhita asyik dengan perenungan terhadap keindahan alam dan suasana yang ditampilkan secara natural.

Made Kaek menuturkan medium kertas sesungguhnya memberikan kemudahan bagi pelukis untuk bereksplorasi dalam keadaan apapun karena bisa ditemukan dimana saja. "Seperti menghidupkan kenangan masa kanak-kanak ketika kita masih sangat bebas melukis apapun kemauan kita," ujarnya. Dia yakin, nilai estetis kertas tidak mungkin ditemukan pada media lain. Masalahnya hanya menghapus kesan rendah diri saat ingin mengoleksi lukisan semacam itu. 

ROFIQI HASAN 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

11 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.