TEMPO.CO, Jakarta - Seni kaligrafi tak hanya dimiliki oleh Cina dan Jepang, Korea juga memiliki tradisi serupa. Selain menggunakan huruf Hangul, atau huruf Korea, kaligrafi dari negeri para bintang K-Pop ini juga menggunakan Hanzi, atau aksara Cina.
"Karena itu bila dalam satu tembok dijajarkan kaligrafi Jepang, Cina, atau Korea, mungkin orang awam tidak bisa membedakannya," ujar Sohn In-Sik, seniman kaligrafi Korea, dalam pembukaan pameran kaligrafi bertajuk 'Invitational Exhibition of Korean Modern Calligraphy di Pusat Kebudayaan Korea, Rabu, 26 Februari 2014 lalu. Namun Sohn menyebutkan bahwa kaligrafi yang berkembang sejak kurang lebih dua ribu tahun yang lalu ini memiliki ciri khas dalam isinya, yaitu menggambarkan falsafah hidup dan kepribadian orang Korea.Sebanyak 36 seniman kaligrafi, termasuk Sohn, ikut berpameran dalam eksibisi yang digelar dari tanggal 26 Februari hingga 11 Maret mendatang ini di Pusat Kebudayaan Korea, Equity Tower, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan. Kaligrafi yang dipamerkan berasal dari tradisi klasik maupun kontemporer.
Sohn misalnya, membawa satu kaligrafi dari tradisi klasik yang menggambarkan suasana tempat tinggalnya di Bogor, yang dihiasi pemandangan pegunungan. Sohn memang telah tinggal di Indonesia selama sepuluh tahun, untuk mengajarkan seni kaligrafi. Secara pribadi, Sohn mengatakan dirinya memang lebih condong pada pendekatan kaligrafi klasik yang menggunakan tinta hitam dan kertas putih.
"Karena menurut saya pribadi warna-warni dapat merampas apa yang ingin saya sampaikan lewat tinta hitam putih," ujar pria 58 tahun yang belajar kaligrafi sejak berumur 9-10 tahun ini. Ia menyebutkan, emosi yang ingin disampaikan lewat kaligrafi bertinta hitam dapat terwujud lewat tebal-tipisnya garis yang digores ke atas kertas.
Namun Sohn menyebutkan kaligrafi kontemporer juga memiliki tempat di Korea, dan beberapa di antaranya ikut dipamerkan dalam eksibisi ini, salah satunya adalah karya Han Thai-sang.
Berbeda dengan kaligrafi klasik yang menggunakan kertas putih dan bertinta hitam, kaligrafi buatan Han menggunakan kertas hitam, dengan tinta berwarna putih dan merah muda. Dalam frame berukuran 60 x 180 sentimeter ini terserak huruf Hangul yang secara acak.
"Kaligrafi juga dapat menggunakan simbol benda-benda seperti matahari atau burung, sehingga membuatnya menjadi seperti lukisan," ujarnya Sohn.
RATNANING ASIH