Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Daur, Baur: Album Terbaik 2013 Pilihan Tempo  

Editor

Pruwanto

image-gnews
Pandai Besi yang terdiri dari Monica (kiri atas), Abigail, Irma, Mahardika, Hans, Poppie, Cholil, dan Akbar. TEMPO/ Dhemas Reviyanto
Pandai Besi yang terdiri dari Monica (kiri atas), Abigail, Irma, Mahardika, Hans, Poppie, Cholil, dan Akbar. TEMPO/ Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Semua berawal dari rasa bosan. Suatu ketika, dua personel kelompok trio Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud (vokal, gitar) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar), dihinggapi kejenuhan lantaran memainkan lagu-lagu itu saja dari panggung ke panggung—semuanya ada 24 lagu dari dua album Efek Rumah Kaca, Efek Rumah Kaca (2007) dan Kamar Gelap (2008). “Main sudah seperti pencet tombol autopilot. Di panggung saya bermain, tapi pikiran tidak ada di atas sana,” kata Cholil, melukiskan puncak kebosanannya.

Keadaan itu masih ditambah dengan ketidakpastian proses pengerjaan album Efek Rumah Kaca berikutnya. Cholil dan Akbar pun mengambil jalan keluar: membuat proyek musik. Dalam menggarap proyek itu, keduanya menggandeng sejumlah musikus, di antaranya Agustinus Panji Mahardhika (trompet, flute), Airil "Poppie" Nur Abadiansyah (bas), Andi "Hans" Sabarudin (gitar), Muhammad Asranur (keyboard), serta Irma Hidayana, Monica Hapsari, dan Nastasha Abigail (vokal latar). Formasi yang terbentuk pada pertengahan 2012 ini lantas mengukuhkan diri dengan nama Pandai Besi.

Boleh dibilang, Pandai Besi, entitas baru hasil mutasi dua personel Efek Rumah Kaca dan beberapa musikus, telah melontarkan Cholil-Akbar ke ranah aransemen yang lebih baru lewat album yang mereka rilis: Daur, Baur. Ada pemain gitar tambahan, pemain keyboard, pemain alat tiup, serta yang paling belakangan hadir beberapa penyanyi latar.

Dalam album Daur, Baur, Pandai Besi membawakan lagu-lagu Efek Rumah Kaca, yang aslinya beraransemen relatif telanjang khas grup trio, menuju petualangan adonan musik baru yang lebih liar. Ada semacam kesadaran baru yang ternyata dapat membawa makna yang baru pula pada lagu-lagu di album itu. Inilah, antara lain, poin yang menjadi alasan Tempo memilih Daur, Baur sebagai album terbaik 2013 dan menabalkan Pandai Besi sebagai tokoh seni bidang musik.

Rasanya memang sulit memungkiri energi yang dipompakan Pandai Besi. Mereka mengobrak-abrik aransemen lagu-lagu Efek Rumah Kaca hingga tak terdengar lagi warna aslinya. Yang dipertahankan hanya lirik. Di luar itu sepenuhnya baru. Kendati mereka mendaur ulang, hasilnya sungguh dahsyat. Kelompok musik ini membawa lagu-lagu Efek Rumah Kaca ke tataran yang belum pernah mereka gapai: gelap, satir, penuh emosi, dan liar.

Sejak awal Pandai Besi memutuskan mendaur ulang sembilan lagu milik Efek Rumah Kaca: Hujan Jangan Marah, Menjadi Indonesia, Debu-debu Berterbangan, Desember, Melankolia, Laki-laki Pemalu, Jalang, Di Udara, dan Jangan Bakar Buku. “Kami memang sengaja memilih lagu-lagu yang bernuansa gelap,” ujar Muhammad Asranur, pemain keyboard Pandai Besi.

Di studio latihan, mereka membiarkan ide berlari seliar mungkin. Semua berkontribusi. Mereka merekam setiap detik latihan. Rekaman itu kemudian dibawa pulang untuk didengar dan dicermati kembali. “Rekaman itulah yang kami gunakan untuk menetapkan aransemen akhir. Setiap ada bagian yang bagus, kami ambil. Yang lain dibuang,” Asranur menjelaskan.

Hasilnya luar biasa. Lewat Daur, Baur, Pandai Besi membius pendengar dengan keberaniannya menjelajahi ranah instrumental yang lebih liar. Bagian demi bagian diulang tanpa ada vokal. Yang ada hanya repetisi instrumen, digiring hingga akhirnya meletup di penghabisan tembang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Coba simak Jalang, lagu yang pertama kali dirilis Efek Rumah Kaca pada 2007. Andi "Hans" Sabarudin mengulang-ulang melodi gitar hingga tiga menit. Vokal Cholil Mahmud baru masuk pada menit 1 lewat 20 detik. Suara falsetto Cholil mengiris-iris perasaan. Semakin lama semakin tajam, padahal liriknya hanya empat kalimat yang diulang-ulang selama tiga menit.

Tembang lain yang juga menarik: Di Udara. Vokal Cholil yang disokong para penyanyi latar membuat lagu ini terasa bernyawa. Alunan trompet memberi aksentuasi sehingga tembang ini lebih berjiwa. Di Udara adalah lagu Efek Rumah Kaca yang paling diingat berbagai kalangan, bukan hanya karena nadanya yang suram, melainkan lantaran liriknya yang jelas merupakan sebuah persembahan bagi aktivis hak asasi manusia, Munir. Aransemen yang benar-benar baru serta liar bisa disimak pula dalam Menjadi Indonesia dan Hujan Jangan Marah, yang menjadi lagu pembuka album Daur, Baur.

Pengamat musik David Tarigan mengatakan Pandai Besi berhasil membuat karya baru yang begitu kompak. Bahkan mereka bisa membuat pendengar yang akrab dengan lagu-lagu aslinya mendapat pengalaman dan nilai yang benar-benar berbeda. “Seperti menikmati sebuah album debut brilian dari sebuah grup musik baru yang amat menjanjikan,” katanya.

Hal senada disampaikan pengamat musik Denny Sakrie. Menurut Denny, Pandai Besi mengimbuhkan banyak hal dalam tafsir ulang atas karya Efek Rumah Kaca, terutama dalam aransemen hingga pola ekspresi, sehingga jauh lebih dalam dibanding karya orisinalnya. “Album Daur, Baur terasa memiliki jiwa yang lain dengan 'baju baru'-nya itu,” ujarnya.

Yang juga menarik, rekaman Daur, Baur dilakukan Pandai Besi secara live di studio rekaman legendaris milik pemerintah, Lokananta, di Surakarta, Jawa Tengah. Untuk biaya produksinya, mereka menerapkan konsep crowdfunding atau menggalang dana dari para penggemar. “Sepertinya ini kelompok musik pertama (di Indonesia) yang mencari dana lewat crowdfunding dan berhasil,” kata David Tarigan. “Pandai Besi pintar membaca zaman. Mereka mengoptimalkan media sosial untuk mendukung produksi rekaman.”

Begitulah. Apa yang dilakukan Pandai Besi bisa jadi contoh bagi kelompok musik lain yang bergerak di jalur indie. “Membentuk komunitas untuk mendukung kegiatan produksi juga menjadi salah satu solusi yang bagus di tengah-tengah kelesuan industri musik”.

MAJALAH TEMPO 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

1 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

9 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.


Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

14 hari lalu

Lizzo. (Instagram/@lizzobeating)
Mengenal Lizzo, Sempat Dianggap Pensiun sebagai Penyanyi dan Klarifikasi Ungkapannya

Penyanyi Lizzo sempat menyatakan di Instagram dia ingin mengakhiri kariernya dalam industri musik


45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

32 hari lalu

Penampilan Adam Levine di Super Bowl/USA Today
45 Tahun Adam Levine, Tangga Kesuksesan Pentolan Band Maroon 5

Adam Levine vokalis Maroon 5 yang juha Juri The Voice America hari ini berulang tahun ke-45. Ini karier bermusiknya dan tangga raih kesuksesan.


Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

33 hari lalu

Dua terduga pelaku asusila modus orkes musik keliling diperiksa tim penyidik Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim di Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 16 Maret 2024. Foto: ANTARA.
Berbuat Asusila dengan Modus Orkes Musik Sahur Keliling, Enam Orang Ditangkap di Makassar

Polisi menangkap enam orang anggota orkes musik kelilng usai viral video perbuatan asusila dua personelnya


Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

36 hari lalu

Ilustrasi senam aerobic. Dok. TEMPO/Nickmatulhuda
Bahaya Suara Keras di Pusat Kebugaran, Bisa Kehilangan Pendengaran

Pakar audiologi mengingatkan dampak suara keras pada pendengaran, baik musik maupun teriakan instruktur, di pusat kebugaran atau kelas senam.


Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

37 hari lalu

Adrie Subono. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil Promotor Musik Adrie Subono, Java Musikindo Akan Comeback?

Adrie Subono adalah promotor musik yang berpengalaman menghadirkan konser penyanyi dalam dan luar negeri. Ia juga merupakan keponakan dari B.J. Habibie.


Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

43 hari lalu

Penampilan Jaafar Jackson yang berperan sebagai Michael Jackson dalam film MIchael. Diabadikan oleh fotografer Kevin Mazur. Instagram.com/@antoinefuquaJaafar Jackson. Instagram.com/@antoinefuqua
Jaafar Jackson Memerankan Sang Paman dalam Film Biopik Michael Jackson, Ini Profilnya

Pemeran Michael Jackson dalam film biopik Michael akan diperankan keponakannya, Jaafar Jackson. Ini profil anak Jermaine Jackson itu.


Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

44 hari lalu

Logo Adobe
Adobe Kenalkan Sistem Komposer Berbasis AI, Menerjemahkan Teks Menjadi Musik

Menyaingi penerjemahan teks menjadi gambar, Adobe memberikan teknologi AI yang bisa mengubah teks menjadi musik.


Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

51 hari lalu

Nathania Karina atau yang akrab disapa Nia, akan menjadi konduktor  Gita Bahana Nusantara (GBN) dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Kemendikbud
Kemendikbudristek Kembali Gelar Audisi Gita Bahana Nusantara, Ini Jadwalnya

Kemendikbudristek menilai GBN adalah representasi Indonesia mini, artikulasi musikal dalam sebuah ekspresi kultural.