TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis Suroso Isur, 31, berhasil menyisihkan lebih dari 1.600 pelukis dan memenangi lomba lukis UOB Painting of the Year 2013. Karyanya yang berjudul Indonesian Artist Studio menjadi karya terbaik yang dinilai para juri.
Lukisan Suroso Isur menampilkan lukisan dua perempuan dan seorang pelukis di studionya. Dua perempuan itu berpakaian berbeda yang satu mengenakan rok panjang yang tersingkap dan seorang lagi mengenakan kain dan baju kebaya. Sementara gambar pelukisnya, sedang menutup matanya dengan selembar kain, mereka berpose di depan sebuah lukisan yang mirip lukisan Raden Saleh.
Lukisan Suroso Isur ini, dinilai mampu melewati presentasi dan eksekusi yang memperlihatkan harmoni visual hingga mencapai keestetikan, kekhasan keindahan pribadi, pendalaman, penghayatan. ”Karya Isur melegakan segenap juri, karena khasanah realisme ia garap dengan seratus persen mengandalkan kemampuan manual," ujar Agus Dermawan T, salah satu juri kompetisi kepada Tempo hari ini. "Semua unsur di situ dikerjakan dengan tangan serta dengan sensibilitas matanya atas objek."
Juri, kata Agus juga merasakan gereget emosi Isur terasa dalam lukisan. "Paduan teknik, emosi dan wacana menyebabkan lukisan Indonesian Artist Studio tidak pernah membosankan,” ujarnya lagi.
Suroso adalah seniman lulusan Institut Seni Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Dia telah meraih beberapa kali penghargaan, termasuk juara poster kependudukan internasional di New York.
Menurut para juri, pada kompetisi kali ini karya dengan tema kritik sosial jauh berkurang. Ini berbeda dengan dua tahun kompetisi sebelumnya. Pada kompetisi saat ini, justru bermunculan lukisan dengan tema isu dunia seperti perubahan cuaca, pemanasan global, penghijauan seluruh dunia, perang antarbangsa, dominasi teknologi atas manusia dan upaya masyarakat mengaktualisasikan tradisinya.
Selain Suroso Isur, pada kategori profesional ada pula Agung Tato Suryanto dengan karyanya Levitasi II, Vani Hidayatur Rahman dengan lukisan Unity 5 dan Cucu Ruchyat dengan Revenge of Nature sebagai peraih penghargaan emas hingga perunggu.
Sedangkan untuk kategori pendatang baru, dimenangi oleh Achmad Toriq dengan karya Balada Lutung Kasaraung sebagai seniman pendatang baru yang paling menjanjikan. Peraih emas, perak, perunggu diraih oleh Camelia Mitasari Hasibuan, Merry Afganial S dan Fikri Effendi. Lukisan mereka dipamerkan di gedung UOB dan tadinya lukisan Suroso akan mewakili Indonesia dalam kompetisi yang sama di tingkat regional. Sayangnya, lukisan Suroso kalah dalam kompetisi itu.
DIAN YULIASTUTI