Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Ucapan Ijab Kabul Mantu Sultan dalam Bahasa Jawa

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menikahkan KPH Notonegoro (kiri) di Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/10). ANTARA/Noveradika
Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menikahkan KPH Notonegoro (kiri) di Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/10). ANTARA/Noveradika
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pernikahan anak Sultan Hamengku Buwono X bernama Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan diplomat Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro memasuki rangkaian upacara hari ketiga pada Rabu, 23 Oktober 2013. Hari ini, Sultan melakukan resepsi panggih temanten di gedung Kepatihan, pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berada di Jalan Malioboro.

Kemarin, Sultan menikahkan anaknya dengan menerima pengucapan ijab kabul Notonegoro di Masjid Panepen, di dalam kawasan Keraton Yogyakarta. Inilah ucapan Sultan ketika ijab kabul: "Abdi ingsun, KPH Notonegoro. Dina iki ingsun dhaupake sira kalayan putraningsun Putri GKR Hayu, bakanthi mas kawin kitab suci Al-Quran sarta perangkat solat iki (Abdiku, KPH Notonegoro. Hari ini, saya nikahkan kamu dengan putraku, Putri GKR Hayu, dengan mas kawin kitab suci Al-Quran serta perangkat salat)."

Kemudian, sembari masih menjabat tangan Sultan, Notonegoro menjawab: "Kula Abdi Dalem KPH Notonegoro dinten menika ngestoaken dhawuh timbalan Dalem Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Hingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Hingkang Jumeneng Kaping Sedasa, kadhaupaken kalyan Putra Dalem Putri GKR Hayu, kanthi mas kawin Kitab Suci Al-Quran sarta seperangkat alat solat, Salajengipun nyadhong berkah pangestu dalem, Sembah nuwun. (Saya, KPH Notonegoro, menjalankan titah Yang Mulia Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk dinikahkan dengan putri Yang Mulia, GKR Hayu, dengan mas kawin Kitab Suci Al-Quran beserta seperangkat alat salat. Dan selanjutnya mohon doa restu Yang Mulia, terima kasih)."

Kemudian, Notonegoro melakukan sungkeman kepada Sultan dengan melepas kerisnya serta menandatangani buku nikah yang dibawa petugas KUA dari Kecamatan Keraton Yogyakarta. Sedangkan penandatanganan buku nikah oleh Hayu telah dilakukan pada 21 Oktober malam, seusai proses tantingan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seusai akad nikah, satu per satu pihak meninggalkan Masjid Panepen. Sultan adalah orang terakhir yang meninggalkan masjid setelah yang lainnya tidak terlihat dari pandangan mata. Dia didampingi GBPH Prabukusumo dan GBPH Cakraningrat. Sultan juga orang pertama yang tiba di masjid sebelum ijab kabul dimulai.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

8 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

14 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

15 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

15 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

30 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.


Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

31 hari lalu

Menko Polhukam yang baru dilantik, Hadi Tjahjanto berjabat tangan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. TEMPO/Subekti.
Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.


Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

43 hari lalu

Kawasan Titik Nol Kilometer, ujung Jalan Malioboro Yogyakarta tampak lengang saat pelaksanaan Pemilu pada Rabu siang, 14 Februari 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.


Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

44 hari lalu

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (kedua kanan) bersama istri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas di Keraton Yogyakarta, Senin, 2 Mei 2022. ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Setpres/Lukas
Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.