TEMPO.CO, Jakarta -Tahun 2009, ketika bintang dunia Michael Jackson meninggal, merupakan momentum penting yang mengilhami Dewi Kirana. Penyanyi kelahiran Indramayu, 10 Agustus 1980 yang berkarir sebagai artis dangdut Pantura (wilayah Indramayu, Subang dan Cirebon) mendapat insprasi.
"Saya ingat Michael Jackson disebut The King of Pop, nah saya kepikiran untuk bikin nama yang bisa membuat saya beda untuk tampil di panggung. Maka sayapun menyandang nama Queen of Pantura karena saya ingin menegaskan saya ratunya penyanyi Pantura," kata Dewi Kirana menceritakan sejarah penggunaan namanya ketika berkunjung ke kantor Tempo, kawasan Mayestik, Kebayoran, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Mei 2013.
Ide memakai nama Queen of Pantura yang dipilih Dewi akhirnya melahirkan banyak julukan yang digunakan artis-artis Pantura lain. "Ada yang pakai Ladies Pantura, Princes Pantura, pokoknya di tahun itu semua mulai ikut-ikutan."
Dewi Kirana yang namanya dikaitkan pada para wanita penerima aliran dana dari Ahmad Fathanah, tersangka kasus korupsi dan suap pencucian uang kuota impor daging sapi, menceritakan karirnya sebagai artis Pantura sejak berusia 14 tahun. Selain menyanyi di panggung seputar acara hiburan Pantura, Dewi Kirana sudah memiliki 13 album dengan penjualan di wilayah Jawa Barat.
Ibu lima anak asal Anjata, Indramayu Barat ini memiliki penjualan album yang biasa dijual di atas panggung berbarengan dengan dia menyanyi. Penjualannya bisa mencapai hingga 10.000 keping. Harga setiap kepingnya Rp 7.500.
Selain menyanyikan lagu dari albumnya sendiri, Dewi Kirana mengaku bernyanyi atau masih membawakan lagu milik orang lain, termasuk lagu cipataannya sendiri.
"Saya artis sebagai lokal bisa mengeluarkan album 1 tahun sekali demi mempertahankan eksistesi. Dan alhamdulillah meski sudah kepala tiga lewat saya masih eksis dan bisa tetap bertahan sebagai penyanyi," ujarnya. (Baca: Dewi Kirana Akui Kenalnya Ahmad Fathoni)
HADRIANI P | AISHA