TEMPO.CO, Jakarta - Dewi Ivo, sosialita, menyadari status sosialnya kerap membuat orang memandangnya dengan stigma negatif, meski ia banyak membantu dan beramal. Dewi mengakui adanya pandangan bahwa sosialita melakukan kegiatan sosial hanya untuk pencitraan belaka. (Baca: Dewi Ivo, Sosialita yang Bergaul dengan Pemulung)
“Ada memang sosialita berkegiatan untuk mengekspos diri sendiri, tapi banyak pula yang memberikan dengan tulus,” kata Dewi. Untuk menghindari ekspos yang melenceng, Dewi tidak banyak mengumbar kegiatan sosialnya melalui Gerakan Berbagi kepada media.
Dewi juga menolak menyebutkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan per bulannya untuk kegiatan sosial. Toh, Dewi mengakui dana yang tiap bulannya cukup besar. Ketika ada pasien dengan kebutuhan mendadak, ada kalanya Dewi mesti merogoh dari kantong pribadi. (Baca: Ketika Sosialita Merayu Penderita Leukimia)
“Ya nggak apa-apa, dari awal kami memang komitmen bahwa hal ini memang memerlukan waktu, tenaga, pikiran, dan uang,” kata Dewi. Untungnya, kata Dewi, banyak rekannya yang kemudian tergerak untuk ikut membantu berjalannya gerakan ini.
Bersama Ina Madjihan, rekan Dewi yang juga merupakan penggagas Gerakan Berbagi, mereka ingin menjadi teladan baik bagi anak-anaknya. Ini yang menjadi alasan terlibat dalam kegiatan sosial. Keduanya mengaku sejak kecil pun diajarkan untuk berbuat hal ini.“Kami juga ingin memberikan contoh yang baik pada anak-anak kami,” ujar Dewi yang memiliki seorang jagoan cilik yang kini berumur tujuh tahun. Karena itu, Ina dan Dewi kerap mengajak putra-putri mereka dalam acara Gerakan Berbagi.
“Saya juga percaya, walau bagaimanapun, yang namanya perempuan pasti punya sifat pengasih dan penyayang,” ujarnya. Selengkapnya baca Gemerlapnya Dunia Sosialita.
RATNANING ASIH
Berita Lainnya:
Syarat Jadi Sosialita yang Sesungguhnya
Sosialita yang Bergaul dengan Pemulung
Belanja, Sosialita Dibantu Personal Shopper
Haute Lister, Event Organizer Kegiatan Sosialita
Kisah Dokter Debby di Arisan Sosialita