TEMPO.CO, Banda Aceh - Komunitas Audio Visual Aneuk Nanggroe (KAVAN) bersama Yayasan Khadam Nanggroe (YKN) meluncurkan film dokumenter Nyanyian 1097. Peluncuran film tersebut merupakan bagian dari rangkaian memperingati delapan tahun tsunami.
Film karya sineas muda Aceh, Azhari berkisah tentang smong yang berarti tsunami, sebagai kearifan lokal masyarakat Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh. Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau yang terdekat dengan pusat gempa dan tsunami pada 2004 silam.
"Film masih diputar di beberapa tempat. Saat diputar di Gedung Rumoh PMI Banda Aceh, ditonton para pejabat di Aceh," kata Azhari kepada Tempo, Kamis sore, 27 Desember 2012.
Menurut Azhari, pembuatan film tersebut menghabiskan waktu sebulan setelah beberapa bulan sebelumnya melakukan riset di Pulau Simeulu yang berjarak 100 mil laut dari pesisir pantai barat Aceh. Pulau itu sampai sekarang masih sering terjadi gempa dan mendapatkan peringatan tsunami.
Film dokumenter untuk pembelajaran dan kampanye budaya serta lingkungan pesisir itu mengisahkan tentang sejarah kearifan lokal smong. Bermula dari bencana tsunami tahun 1907 yang dialami masyarakat Simeulue yang meninggalkan pembelajaran penting bagi masyarakat Simeulue.
Kemampuan warga Pulau Simeulue menyelamatkan diri tidak terlepas dari pengalaman tsunami 1907. Kisah tentang kemampuan penyelamatan diri terus menerus diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui cerita dan lagu. Pengetahuan lokal dikenal sebagai cerita smong.
"Film ini melihat dengan nyata bagaimana kearifan lokal smong dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari dan pengaruhnya terhadap kemampuan masyarakat menghadapi bencana. Cerita diangkat secara visual untuk menafsirkan kembali apa saja yang telah dilakukan dan terjadi pada masa lalu dan mempelajarinya untuk masa sekarang," ujar Azhari.
ADI WARSIDI