TEMPO.CO, Yogyakarta - Kelompok musik Slank sempat menyayangkan mundurnya jadwal konser musik rock asal Amerika Serikat, Guns N' Roses, yang dihelat di Jakarta sepekan lalu. Mundur dan pindahnya lokasi konser disebabkan panggung yang dinilai tak memadai akibat buruknya cuaca.
"Masalah keamanan artis memang utama. Tapi persiapan penyelenggaraan tak boleh diabaikan, khususnya soal panggung dan lokasi," kata gitaris Slank, Abdee Negara kepada Tempo, Sabtu 22 Desember 2012.
Musisi berusia 44 tahun itu menilai jika pemerintah Indonesia serius menghidupkan industri kreatif, sudah saatnya menata struktur organisasi kebudayaannya, khususnya bidang seni. Misalnya dengan membentuk lembaga atau badan khusus yang dapat menilai layak atau tidaknya sebuah venue, baik panggung dan lokasi, yang akan dipakai menggelar konser.
"Promotor tak jarang, suka asal-asalan menentukan panggung dan lokasi. Kadang gedung tak layak dipaksakan untuk konser besar asal perijinananya sudah keluar," kata gitaris yang terkenal dengan gaya bermain rock dan bluesnya itu.
Dari pengalamannya, Abdi menuturkan sejumlah negara yang industri kreatifnya kuat, jika ada konser musik dengan skala besar, melakukan seleksi venue sangat ketat. "Artis luar yang datang jika tak diberi sertifkasi panggung oleh lembaga resmi akan meminta. Karena itu demi keselamatannya dan kesuksesan konser, juga citra negara sendiri di kancah internasional," kata musisi yang bergabung dengan Slank di album ke tujuh itu tahun 1997 itu.
Sayangnya, dengan rentetan perisitiwa tragedi di seputar konser tanah air sampai saat ini, pemerintah masih belum bergerak. "Mulai panggug roboh, orang kesetrum kabel yang terbuka, penonton berdesakan sampai tewas, apa belum cukup?" kata musisi yang sempat bermain bersama gitaris grup rock dunia Mr. Big, Paul Gilbert itu.
PRIBADI WICAKSONO
Berita terpopuler lainnya:
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas Ikut Misa Natal
Samsung Galaxy Grand, Layar Jumbo Resolusi Mini
Polah Dahlan Iskan di Jam Makan Siang