TEMPO.CO, New York - Film Life of Pi, yang diadaptasi dari novel laris, menjadi tayangan pembuka Festival Film New York ke-50, Jumat, 28 September 2012. Pemutaran film yang disutradarai oleh Ang Lee, pria Taiwan berusaha 57 tahun ini menandai dibukanya penayangan lebih dari 160 film selama 17 hari festival ini.
Film Life of Pi bercerita tentang seorang anak Hindu yang terdampar dalam perahu bersama hyena tutul, zebra yang terluka, seekor orang utan, dan macan Bengal yang dipanggil Richard Parker selama 227 hari. Film ini disebut sebagai film Ang Lee yang paling berisiko sejak Brokeback Mountain, yang mengganjarnya penghargaan Oscar pada 2005 sebagai sutradara terbaik.
Ang Lee menyatakan, pembuatan film ini membutuhkan waktu selama empat tahun. Dia bercanda tentang bagaimana dia berusaha keras membuat film tiga dimensi dengan scene di tengah laut yang menggambarkan sejumlah binatang. "Life of Pi adalah kisah luar biasa. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak menceritakan kisah ini," kata Ang Lee. Dia menambahkan, pembuatan film menjadi sejarah luar biasa bagi hidupnya.
Film berbujet US$ 100 juta rencananya diputar di Amerika Serikat pada November 2012 mendatang. Sejumlah review mengenai film ini sudah beredar. Salah seorang reporter Hollywood menyatakan film ini "sangat indah" dan menarik untuk khalayak. Kritikus lain menyatakan film ini memiliki gambar yang menakjubkan, tetapi memiliki kekurangan dalam alur drama serta kurang menegangkan.
Lee menyatakan, dia membaca novel tersebut sejak dirilis pertama kali pada 2001. Pertama kali yang dia rasakan adalah kebingungan. Namun, dia menambahkan, "Saya mengingatkan pikiran saya sendiri, tidak ada seorang pun dalam pikiran mereka" yang akan mengubah novel menjadi film karena kesulitan teknis dalam kisah novel tersebut.
Baca Juga:
Dipacu oleh pesan spiritual, Ang Lee setuju membuat film tiga dimensi dan sudah berniat mewujudkannya bahkan sebelum Avatar menjadi Box Office untuk kategori film tiga dimensi. Film Life of Pi dibintangi oleh aktor India, Suraj Sharma. Dia terpilih melalui seleksi yang diikuti oleh lebih dari 3.000 peminat. Penulis buku, Yann Martel, menuturkan, dia tidak pernah membayangkan bukunya akan diadaptasi menjadi film. "Saya pernah memvisualisasi di pikiran, tapi tidak pernah berpikir akan melihatnya di bioskop. Ini terlalu rumit untuk dilakukan," ujarnya.
WAYAN AGUS P | REUTERS
Baca juga:
Edisi Khusus Gerakan 30 September
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Komentar Soeharto Usai Lihat Film Pengkhianatan G30S/PKI
Film Pengkhianatan G30S/PKI, Propaganda Berhasilkah?
Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara