TEMPO.CO, Denpasar - Pameran yang menampilkan koleksi-koleksi patung dari kayu dan batu bertema kuda dan ritual Pasola akan digelar di Bentara Bali, 24 Agustus hingga 7 September 2012. Pameran tersebut diberi tajuk Ragam Budaya Sumba ‘Pesona Kuda Pasola’.
Pihak Bentara bekerja sama dengan antropolog Swiss, Georges Breguet, untuk mengangkat nilai-nilai kultural dan tradisi Marapu, khas masyarakat Sumba. “Sumba memiliki unsur budaya megalitik tradisional yang amat canggih, dikenal sebagai kebudayaan Marapu. Selain karena tradisi yang masih kental, Sumba juga tersohor dengan karya arsitektur dan seni tenunnya yang khas,“ ujar Breguet, yang juga kurator Museum Pasifika serta ahli biologi dari Universitas Geneva, Swiss, Kamis, 23 Agustus 2012.
Ia pertama kali ke Indonesia pada 1972, lalu tinggal di Swiss dan Bali. Breguet melakukan beberapa penelitian ilmiah sekaligus menjadi konsultan pada beberapa museum dan kolektor, termasuk kurator tamu bagi aneka pameran tentang budaya dan seni Indonesia, khususnya tekstil, yang pernah diselenggarakan di Prancis dan Swiss.
Tak hanya menghadirkan aneka kerajinan dan artefak khas Marapu, pameran kali ini mengetengahkan pula karya dari sosok mantan pilot asal Prancis Timur, Andre Graff. Melalui foto-fotonya, Andre yang lama menetap di Sumba dan mengabdikan kecakapannya untuk membuat sumur bagi penduduk setempat mencoba menampilkan kehidupan kultural dan tradisi masyarakat Sumba.
“Sebagai upaya mengenalkan beragam keindahan dan kebudayaan yang ada di tanah Sumba kepada khalayak," kata Putu Aryastawa, salah seorang staf di Bentara Bali.
Selain pameran juga pemutaran film dokumenter tentang Sumba, kata Putu, acara tersebut dilengkapi diskusi yang akan mengulas lebih jauh perihal latar sosial masyarakat Sumba dalam berbagai perspektif.
Sumba terpilih karena merupakan salah satu pulau di wilayah Indonesia timur, yang sebagian masyarakatnya menganut kepercayaan animisme Marapu dengan berbagai tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakatnya. Selain terkenal karena kerajinan tenun, baik tenun ikat (hinggi) atau sarong (lau), Sumba terbukti melahirkan seniman-seniman dan karya-karya mumpuni.
Bukan hanya Andre Graff yang tertarik dengan pesona Sumba. Sutradara kenamaan Indonesia, Garin Nugroho, pernah menggarap dua film mengenai Sumba, yakni Surat untuk Bidadari serta Angin Rumput Savana.
Film ini mengambil latar belakang masyarakat Sumba serta sosok Umbu Landu Paranggi, penyair yang banyak menulis puisi-puisi tentang tanah kelahirannya di Sumba. Karya-karya keduanya dapat turut dinikmati dalam serangkaian pameran yang dijadwalkan berlangsung selama dua pekan hingga 7 September 2012 mendatang.
ROFIQI HASAN