TEMPO.CO, Jakarta - Kugiran raksasa thrash metal Amerika Serikat, Anthrax, bakal membakar Pantai Karnaval Ancol malam ini, 31 Maret 2012. Konser kali ini sekaligus untuk mempromosikan album Anthrax yang dirilis 12 September 2011 melalui Nuclear Blast Records, Worship Music.
Worship Music adalah album ke-10 Anthrax setelah We’ve Come For You All pada 2003. Di album ini, Anthrax kembali diperkuat Joey Belladonna, yang sempat mengisi departemen vokal untuk album Spreading the Disease (1985), Among the Living (1987), State of Euphoria (1988), dan Persistence of Time (1990).
Untuk album Worship Music, pendiri sekaligus gitaris Anthrax, Scott Ian, punya beberapa lagu unggulan. Dari 14 lagu yang ada di album ini, gitaris berkepala plontos dan berjanggut panjang ini memilih empat lagu favoritnya. Berikut ini penjelasan Ian soal empat lagu itu seperti dikutip Majalah Revoler edisi September/Oktober 2011.
Fight ‘Em ‘Til You Can’t
“Tidak ada metafora dalam lagu ini. Ini merupakan lagu yang menyebarkan pesan secara gamblang kepada khalayak agar mereka sadar. Ini bukan soal apakah benar zombie datang, tetapi ini soal kapan zombie itu datang. Memang pernyataan saya sedikit lebay. Akan tetapi, di setiap saat dan di mana pun, pikiran pertama saya adalah apakah zombie akan menyerang saya ketika saya ada di situ. Lantas apa rencana saya jika itu terjadi? Apakah saya sudah menyiapkan jurus kaki seribu? Saya terlalu sering berpikir tentang itu. Saya rasa lagu ini merupakan katarsis bagi saya agar bisa mengeluarkan ide itu dari otak saya. Saya harap bisa menyebarkan pesan itu (tertawa). “Suatu saat, ini bisa terjadi!”
In the End
Ini sesuatu yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Ini merupakan lagu metal epik yang besar. Secara lirik, ini merupakan penghormatan saya untuk Dimebag (Darrell, eks gitaris Pantera yang tewas pada 8 Desember 2004) dan Ronnie James Dio (bekas vokalis Black Sabbath yang meninggal pada 16 Mei 2010). Lagu ini secara musikal sangat masif dan besar. Musiknya sangat menggerakkan emosi saya. Awalnya saya mulai menulis lirik tentang Darrel. Lalu melebar menjadi sebuah penghormatan untuk Darrel dan Ronnie. Ini lagu epik yang edan. Seperti ketika Anda mendengarkan latar musik Lord of The Ring.
Crawl
Awalnya Charlie (Benante) menggarap nada yang membuka lagu ini. Setelah itu, semua mengalir. Lagu ini sedikit muram, tetapi di saat bersamaan berat. Lucunya, saya tidak tahu apakah orang-orang bisa menangkapnya, ada banyak lirik di lagu itu yang terkait dengan bermain kartu. Ketika mulai menulis liriknya, saya sedang sangat-sangat marah dan tertekan karena kehilangan banyak uang dalam permainan Hold ‘Em. Yang pasti, ini bukan lagu soal bermain poker. Tetapi saya memang menulis lirik tentang melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.
Judas Priest
Ketika saya mendengar Judas Priest pensiun, itu sangat memukul saya. Mereka adalah salah satu band yang paling mempengaruhi saya. Saya berkata kepada Charlie, “Saya ingin memberi penghormatan kepada mereka.” Lagu ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan band Judas Priest. Tetapi yang saya coba adalah memasukkan sebanyak mungkin lagu Priest dalam lirik lagu ini. Saya memasukkan beberapa lagu Priest di dalamnya.
REVOLVER | KODRAT