TEMPO.CO, Slawi - Budayawan dan dalang wayang asal Kabupaten Tegal, Ki Enthus Susmono, mendirikan umah wayang (rumah wayang) berisi koleksi wayang dan sejumlah produk budaya khas daerah setempat. Umah wayang yang diberi nama Konsersium Wayang ini bertujuan memperkenalkan budaya wayang kepada generasi muda.
“Ini realisasi dari rasa gundah tentang nilai-nilai budaya wayang yang mulai dilupakan oleh generasi muda,” ujar Enthus saat ditemui di rumahnya, Desa Bengle Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, Ahad, 18 Maret 2012.
Umah wayang akan dibuka pada Senin, 19 Maret, itu memiliki ratusan koleksi wayang miliknya, termasuk wayang cepak khas Tegal yang ada sejak empat generasi sebelumnya, batik dan topeng asli Tegal.
Ia mengaku keberadaan umah wayang sebagai ajang pengenalan generasi muda agar tak melupakan nilai budaya wayang. Selain menikmati koleksi wayang miliknya, para pengunjung umah wayang diberi kebebasaan untuk memainkan gamelan yang tersedia. “Tak harus punya target untuk bisa memainkan wayang, tapi setidaknya untuk memperkenalkan,” ujar Enthus.
Menurut dia, keberadaan umah wayang yang akan dilengkapi dengan seorang pemandu yang akan menjelaskan sejumlah kisah pewayangan klasik ataupun wayang kontemporer karyanya. Juga data perjalanan pementasan Enthus saat pameran ke Tropen Museum di Amsterdam Belanda, Museum of Internasional Folk Arts (MOIFA) di New Meksiko, Museum Wayang Walter Angts di Jerman, serta sejumlah negara Eropa dan Asia lainya.
Umah wayang akan dibuka pada hari Jumat hingga Sabtu dengan mengutamakan kunjungan siswa sekolah. Enthus akan bekerja sama dengan kepala daerah Kabupaten Tegal untuk merekomendasikan agar sekolah di daerah setempat bisa menjadikan umah wayang sebagai tempat kunjungan wisata budaya. “Agar siswa sekarang tak hanya mengenal Superman, tapi juga Gatotkaca,” katanya
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Heru Widiono, mendukung adanya umah wayang yang didirikan Enthus Susmono. Pemerintah, kata dia, siap bekerja sama dengan program pengenalan budaya yang digagas Enthus tersebut. “Ini bagian dari upaya mempertahankan dan memperkenalkan khazanah kebudayaan daerah,” ujar Heru.
Menurut dia, keberadaan umah wayang milik Enthus akan menjadi tempat kunjungan wisata budaya setelah wisata sejarah daerah Kabupaten Tegal yang sebelumnya telah dibuka.
Heru yakin umah wayang ini memberikan nilai positif tentang Kabupaten Tegal yang tak hanya dikenal sebagai daerah pesisir dengan budaya yang keras, tapi juga memiliki citra peradaban tinggi berupa wayang cepak yang khas dengan filosofis masyarakat terbuka.
EDI FAISOL