TEMPO Interaktif, Jakarta - Lakon berjudul Antigoneo direncanakan bakal menjadi karya teranyar kelompok teater legendaris Indonesia, Teater Koma. Produksi ke-124 ini sejatinya akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta, 7-16 Oktober 2011 mendatang.
Antigoneo merupakan saduran lakon Evald Flisar, yang kemudian diterjemahkan dengan versi modern dari naskah karya Sophocles, sang pujangga Yunani Kuno. Dan kini, di tangan Teater Koma, karya tersebut ditafsir ulang secara total oleh sang penerus Koma, Rangga Riantiarno, yang tak lain adalah putra dari Nano dan Ratna Riantiarno.
Sebelumnya, karya Flisar telah diperkenalkan Teater Koma dalam karya berjudul Kenapa Leonardo? pada 2008 lalu di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. “Antigoneo sendiri berkisah tentang kondisi sebuah kota yang terletak di daerah pesisir yang berada di ambang kehancuran karena perekonomiannya yang merosot tajam,” kata Rangga dalam jumpa wartawan di Jakarta.
Sebagai solusi, lanjut Rangga, dibuat rencana membangun hotel, kasino, dan lapangan golf. Demi memuluskan langkah, sebuah kompleks pemakaman segera digusur. “Persoalannya kemudian muncul dari seorang perempuan yang menolak penggusuran makam itu. Di situlah semuanya berawal, hingga berakhir tragis,” katanya.
Antigoneo menjadi pilihan debut Rangga karena dinilainya sebagai tontonan penuh hiburan, namun tetap sarat makna dan perenungan. Bagi Rangga, mengarahkan pemain yang notabene adalah seniornya, seperti Budi Ros, Cornelia Agatha, Salim Bungsu, Dudung hadi, Ratna dan Nano Riantiarno, Adri Prasetyo, Tuti Hartati, Sriyatun Arifin, dan Pandoyo Adi Nugroho adalah tantangan tersendiri. “Justru keterlibatan mereka menjadi nilai tambah untuk kualitas saya,” katanya. Plus dengan rencana kehadiran sang penulis lakon dari Slovenia itu untuk menyaksikan sendiri pertunjukan ini.
AGUSLIA HIDAYAH