TEMPO Interaktif, Tangerang - Almarhum Utha Likumahua dikenal sebagai pribadi yang enggan berdiam diri. Jika sedang memiliki waktu luang, ia memilih mengisinya dengan sejumlah aktivitas yang membuatnya sibuk.
"Dia orangnya enggak mau diam barang sebentar. Kalau di rumah suka cuci mobil, berjemur, dan lain-lain," tutur Bi Iyem, pembantu yang sudah 16 tahun mengabdi di rumah Utha di Villa Mutiara, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa, 13 September 2011.
Bi Iyem mengenang Utha sebagai pribadi yang tidak pernah marah. Kepada siapa pun, ujarnya, Utha selalu bersikap baik. "Dia orangnya baik. Enggak pernah marah. Sama siapa pun baik," ungkap dia.
Kepada Bi Iyem, Utha punya menu kegemaran. Pembantu ini mengatakan Utha menggemari tongkol. "Sukanya makan ikan basah, kadang ikan tongkol. Minta dimasakin pakai sayur," kenangnya.
Sebelum meninggal, Bi Iyem mengaku punya firasat tentang Utha. "Firasat enggak enak. Saya sakit kemarin. Sudah ngerasa. Semalam juga saya tidak bisa tidur," kata Bi Iyem.
Utha meninggal di Rumah Sakit Fatmawati, Selasa siang, 13 September 2011. Penyanyi yang terkenal dengan lagu Puncak Asmara ini dirawat sejak 5 September lalu dan dioperasi pada 8 September 2011.
MUSTHOLIH