TEMPO Interaktif, Surakarta - "Solo International Performing Art" (SIPA) akan kembali digelar di Pamedan Pura Mangkunegaran Surakarta, Jawa Tengah, 1-3 Juli 2011. Sebanyak 15 delegasi dari dalam dan luar negeri akan mempersembahkan karya dalam pergelaran yang sudah dua kali dilaksanakan itu. Peserta dari luar negeri datang dari Korea, Amerika Serikat, Thailand, India, Malaysia, Belanda, dan Meksiko.
Ketua Panitia SIPA 2011, Ira Kusumorasri, menjelaskan jika para peserta akan mengambil tema topeng pada kegiatan tersebut. “Topeng bukan sekadar tiruan wajah,” kata Ira saat ditemui pada Senin, 27 Juni 2011. Menurutnya, topeng memiliki beragam makna dalam kebudayaan di berbagai wilayah.
Dalam kegiatan tersebut, panitia akan mempersiapkan sebuah panggung megah berukuran 12 x 20 meter. Mereka akan menghias bawah panggung dengan kolam, sehingga panggung terlihat sebagai sebuah kapal besar. Sekitar 4.500 kursi dipersiapkan untuk penonton.
Menurut salah satu delegasi, Sruti Respati, ia akan membawakan lima buah lagu dalam pentasnya. Bukan hanya menyanyi, tapi juga akan berkolaborasi dengan seorang dalang cilik wanita.
Delegasi asal Thailand, Ronnarong, juga akan berkolaborasi dengan salah seroang penari tradisional Jawa. “Kami akan mempersembahkan tarian Rama Lima asal Thailand,” kata dia.
Menurutnya, topeng merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menutup status sosial seseorang. Hal tersebut untuk menunjukkan jika pada dasarnya harkat setiap manusia adalah sama. “Hanya ilmu pengetahuan yang bisa membedakannya,” kata penari sekaligus koreografer itu.
AHMAD RAFIQ