Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Senjakala Penglaras Gamelan Purbalingga

image-gnews
Perajin gamelan di Dusun Pesayangan Purbalingga Lor, Purbalinggasedang menyelesaikan kerajinan gamelan di rumahnya, Jumat (27/5).TEMPO/ARIS ANDRIANTO)
Perajin gamelan di Dusun Pesayangan Purbalingga Lor, Purbalinggasedang menyelesaikan kerajinan gamelan di rumahnya, Jumat (27/5).TEMPO/ARIS ANDRIANTO)
Iklan

TEMPO Interaktif, Purbalingga – Achmad Markus, 70 tahun, nampak larut dalam pekerjaannya. Sambil bertelanjang dada, dia duduk manis di bengkelnya. Di tangannya, sebuah gong besar sedang diutak-atik, lalu didengarkan nadanya. Siang itu, Markus sedang melakukan pekerjaannya, nglaras gamelan. “Saya hanya menggunakan insting saja,” ujar Markus, penglaras gamelan dari Dusun Pesayangan, Desa Purbalingga, Lor Purbalingga, Jumat 27 Mei 2011.

Markus adalah satu dari sedikit penglaras gamelan yang tersisa. Selain dia, ada seorang penglaras lain bernama Samingun, 70 tahun. Baik Markus maupun Samingun, sudah belajar nglaras gamelan sejak republik ini masih berusia belia.

Dusun Pesayangan, kata Markus, dulunya dikenal sebagai sentra pembuat gamelan. Hampir setiap beranda rumah penduduk, terdapat bengkel pembuatan gamelan. Tang…tung…tang…tung…begitu bunyi yang cukup akrab jika memasuki dusun itu. “Kini hanya tinggal tujuh perajin di sini,” katanya.

Pada 1960, kata dia, banyak pemesan gamelan dari luar kota datang ke dusun ini untuk memesan gamelan. Banyak pejabat penggila alat musik khas Jawa ini khusus datang ke dusun ini hanya untk membeli seperangkat alat gamelan lengkap. Dalang-dalang kondang juga sering datang ke dusun itu untuk membeli atau sekedar memperbaiki gamelannya.

Samingun mengaku tidak semua orang bisa bekerja sebagai penglaras gamelan. Dibutuhkan keteguhan hati serta kesabaran untuk bisa memahami karakter gamelan. “Penglaras harus memandang gamelan sebagai seorang istri. Kami harus memahami perasaannya,” kata dia. Sebagai seorang penglaras, Samingun dan Markus mendapat bayaran Rp 50 ribu. Ia sudah merasa cukup untuk bisa menghidupi keluarganya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nanang Ajib, 29 tahun, pengusaha gamelan di dusun itu mengatakan, pihaknya saat ini sedang mencoba menarik anak-anak muda untuk kembali menjadi perajin gamelan. “Terutama untuk pekerjaan penglaras gamelan. Jangan sampai punah agar kelanjutan kerajinan ini bisa terus ada,” katanya.

Nanang mengatakan, selama ini gamelan Pesayangan dijual ke Jogjakarta dan Bali. Masing-masing instrumen berbeda harganya, tergantung dari bahan baku dan besar kecilnya gamelan. Untuk satu set gamelan dari bahan tembaga biasa, ia menjualnya Rp 25 juta. Set ini berisi alat gamelan lengkap, yakni gong, boning, kempul, saron, dan lainnya. Sementara untuk satu set gamelan berbahan dasar kuningan, ia menjualnya Rp 150-175 juta.

Dalam setahun, kata dia, minimal ada empat kali pesanan datang untuk satu set gamelan. Setiap set, imbuhnya, bisa dikerjakan dalam waktu tiga bulan. Ia berharap pemerintah daerah mampu membangkitkan kembali usaha ini. Nanang mengatakan ia ngeri ketika suatu saat kerajinan ini diambil alih oleh bangsa lain. “Jika anak muda sudah tak mengenal gamelan, jangan salahkan kalau gamelan diklaim menjadi milik Malaysia,” ujarnya berapi-api.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

25 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI