TEMPO Interaktif, Surakarta – Sebanyak enam dalang remaja dari enam eks karesidenan di Jawa Tengah unjuk kemampuan dalam festival dalang remaja yang diselenggarakan di Taman Budaya Jawa Tengah, 14-15 Mei 2011.
Mereka adalah Yakut Aghip Ganta Nuraidin dari Banyumas, eks Karesidenan Banyumas yang membawakan lakon Jabang Tetuko, Bremara Sekar Wangsa dari Kota Semarang, eks Karesidenan Semarang, dengan lakon Bhisma Prawira Hadilaga, Juworo Bayu Kusumo dari Sukoharjo, eks Karesidenan Surakarta dengan lakon Balai Sigala-gala, Setyoko Pringgo Tri Widagdo dari Blora, eks Karesidenan Pati dengan lakon Bilawa Rangsang, Heru Setyawan dari Kabupaten Magelang, eks Karesidenan Kedu dengan lakon Srikandi Meguru Manah, dan Ditya Aditya dari Kabupaten Pekalongan, eks Karesidenan Pekalongan yang membawakan lakon Sumantri Ngenger.
“Sebelumnya sudah ada kompetisi di tiap eks Karesidenan dan mereka pemenangnya,” jelas Wartejo Tejo Wibowo, sekretaris Persatuan Pedalangan Indonesia Jawa Tengah, selaku penyelenggara festival kepada Tempo di sela pembukaan, Sabtu, (14/5) malam.
Dalam festival ini, setiap dalang diberi waktu maksimal satu jam untuk pentas. Mereka diberi kebebasan memilih sendiri lakon yang akan dimainkan. “Mereka memainkan satu cerita utuh tapi dipadatkan,” lanjutnya.
Festival dalang digelar sekaligus untuk memilih dalang terbaik yang akan mewakili Jawa Tengah dalam festival serupa di tingkat nasional. Juri dalam festival ini terdiri dari praktisi dan dosen pedalangan Institut Seni Indonesia Surakarta seperti Ki Manteb Sudarsono, Ki Sukarto, dan Ki Kiswarno. Mereka akan memilih berdasarkan enam aspek penilaian, yakni garap alur cerita, garap bahasa dan sastra, garap sulukan, dodogan, keprakan, garap karawitan, garap pakeliran, dan penampilan seniman yang terdiri dari dalang, pengrawit, dan swaraswati.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Tengah Prasetyo Ari Wibowo mengatakan selain meningkatkan kreatifitas remaja di bidang seni budaya, festival dalang ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan dalang-dalang handal di Jawa Tengah.“Kekayaan budaya, seperti seni pedalangan, diharapkan menjadi salah satu penarik wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Tengah saat tahun kunjungan wisata 2013,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.
Salah seorang dalang remaja, Setyoko Pringgo Tri Widagdo, 16 tahun, mengaku berlatih selama sebulan untuk mementaskan lakon Bilowo Rangsang. “Cerita itu berkisah tentang pertempuran antara Bilowo dengan Rajamala. Bilowo adalah pahlawan dari Negara Wirata yang hendak direbut Rajamala,” ujarnya.
Setyoko yang sudah belajar mendalang sejak kelas empat sekolah dasar ini mengatakan suka dengan seni pedalangan karena terbiasa melihat ayahnya, Ki Sunaryo, mendalang di Blora.
UKKY PRIMARTANTYO