Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Din Syamsuddin Dikerjai Marwoto Kawer dan Tarsan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin yang biasanya serius dalam memimpin organisasi dikerjai pelawak Marwoto Kawer, Tarsan, dan seniman ketoprak lainnya. Selera humor Din pun tersalurkan saat ia menjadi salah satu tokoh sentral dalam lakon Pletheking Suryodadari, yang dimainkan ala ketoprak humor gaya Yogyakarta di Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (6/7) malam.

Dialog Din dengan para pemain lain selalu disela Marwoto, Tarsan, dan Den Baguse Ngarso. Saat ia mengeluh kecapaian karena Muktamar Muhammadiyah, justru Marwoyo menyela, Din capai karena jualan madu Sumbawa. Sebab, Din berasal dari daerah itu. Saat Din sudah sering berdakwah dan berkunjung ke daerah daerah pelosok, justru Marwoto menyela, bahwa Din seorang kernet angkot karena hafal daerah daerah yang jauh.

Dasar ketoprak bergaya humor, semua adegan dan dialog mengandung kelucuan. Tak pelak, gelak tawa seribuan penonton yang mayoritas anggota Muhammadiyah tak bisa tertahankan. Para penonton pun juga terheran, ternyata Din yang terkesan serius ternyata mempunyai selera humor yang tinggi.

Namun Din yang cerdas itu selalu bisa menimpali dialog canda para pemain ketoprak itu. Ia selalu membawa pesan dakwah dalam dialog, selalu mengayomi warga yang bertikai dalam suasana sejuk. Tutur kata Din yang memerankan Ki Pamungkas bisa diterima oleh warga yang sedang bertikai.

“Ketoprak bisa menjadi wahana dakwah melalui jalur kultural,” kata Din.

Tarsan yang menjadi asisten Ki Pamungkas pun selalu belajar agama darinya. Namun cara belajarnya pun dengan bercanda dengan plesetan, namun tidak melecehkan.

Para pemain pendukung pun tak sebatas seniman ketoprak, tetapi ada Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto yang berperan sebagai orang yang sering bersih-bersih. Ada juga Arif Nur Hartanto, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan pejabat lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kisah cerita diawali oleh lakon antagonis Den Baguse Ngarso yang menjadi Surotejo, seorang kaya tetapi sombong dan selalu menentang dakwah. Bagus Radite sebagai agamawan yang sering mengajarkan warga nengan amar makruf nahi munkar selalu ditentang. Ki Pamungkas sebagai seorang alaim dan saudara Radite lah yang bisa merangkul perselisihan antara mereka dan warga yang masih kolot dan menentang perubahan yang dilakukan Radite. Ki Pamungkas pun sering mengulas ayat-ayat Al Quran untuk selalu dijadikan patokan hidup.

Ki Pamungkas juga menerangkan soal bagaimana menghadapi hidup. Ia berpesan seperti wejangan Kiai Haji Imam Zarkasyi, kiai Din Sayamsuddin waktu menjadi santri di Gontor, Ponorogo. “Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja”.

Pletheking Suryodadari atau merekanya sang surya itu terinspirasi semangat Kiai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah dalam mendidik murid-muridnya, yaitu semangat cinta kasih, tolong menolong, dan memberi orang tidak mampu.

Sang sutradara Nano Asmorodono pun merasa senang karena Din mau bermain ketoprak dengan para seniman. Apalagi Din justru minta diajak main ketoprak lagi.

“Ini merupakan apresiasi seni dari seorang tokoh yang bisa merangkul seni tradisional, apalagi bisa untuk dakwah,” kata Nano

MUH SYAIFULLAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

48 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI