Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yogya Bakal Diperindah Karya Seni Ruang Publik

image-gnews
TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO/Arif Wibowo
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Wajah kota Yogyakarta diharapkan segera berubah menjadi lebih manusiawi dengan hadirnya karya seni di sejumlah titik ruang publik. Harapan itu disampaikan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, saat mengundang seniman, budayawan, dan wartawan di ruang pertemuan utama kantor Walikota, Senin siang ini.

 

Ide menghadirkan karya seni di ruang publik ini berawal dari pelaksanaan Bienale X Yogyakarta beberapa bulan lalu. Saat itu, sejumlah karya seni dipajang di sejumlah titik ruang publik di Kota Gudeg. “Saat itu saya merasakan, inilah kota Yogya yang sesungguhnya. Ini aura Yogya yang harus terus menerus dipertahankan sebagai kota budaya,” kata Herry Zudianto di depan para seniman dan budayawan.

 

Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah perupa senior, seperti Kartika Affandi dan Djoko Pekik, serta pematung senior Edy Sunarso. Kalangan akademisi, arsitek, maupun pemerhati tata kota juga hadir pada pertemuan itu.

 

Menurut Herry Zudianto, hadirnya karya seni di ruang publik tersebut diharapkan kota Yogya akan memiliki karakter yang tak mungkin bisa ditiru oleh kota lain. Untuk mewujudkan hal itu, Herry membutuhkan sebuah badan yang bisa bekerjasama untuk menggodog seluruh konsep menghadirkan seni di ruang publik.

 

Dan pertemuan itu akhirnya menyepakati lima orang untuk menjadi formatur. Mereka adalah Butet Kartaredjasa, Ong Hari Wahyu, Samuel Indratma, Eko Prawoto, dan Suluh Pratita. Bersama walikota, kelima orang ini akan menyusun organisasi berupa sebuah badan yang bertanggung jawab merumuskan sekaligus mengeksekusi ruang publik mana yang perlu diberi sentuhan karya seni. Badan ini pula yang nantinya bertugas menjadi kurator karya seni mana yang bisa dipajang di ruang publik.

 

Walikota Herry berjanji akan memberi keleluasaan kepada badan tersebut untuk menentukan titik-titik ruang publik mana yang bisa diisi dengan karya seni, termasuk jika nantinya berbenturan dengan papan reklame. “Kalau nantinya di belakang karya seni itu harus bebas dari reklame, kita akan atur,” katanya.

 

Pematung senior Edy Sunarso mengusulkan agar karya seni yang dipasang di ruang publik nantinya diseleksi melalui sebuah sayembara. “Atau, bisa juga karya yang dipasang di ruang publik itu pinjaman dari seniman untuk jangka waktu tertentu, seperti yang terjadi di Jerman,” ujarnya. “Saya kira para pematung Indonesia mau meminjamkan karyanya, meski tetap harus ada panitia yang mengelolanya.”

 

Muncul juga gagasan agar badan yang menangani karya seni ruang publik itu bisa berjalan seterusnya, tak hanya berhenti pada masa pemerintahan Herry Zudianto yang tinggal 1,5 tahun lagi. Artinya, siapapun yang menjadi walikota Yogyakarta nantinya, badan itu tetap operasional.

 

Beberapa perupa yang hadir pada pertemuan itu juga mengusulkan, ruang publik yang akan disentuh dengan kehadiran karya seni hendaknya tak hanya di kawasan Jalan Malioboro dan sekitarnya. Yang lain juga mengusulkan agar karya yang dipasang di ruang publik tak hanya sebatas karya seni tiga dimensi, tapi juga memungkinkan untuk memasang karya dua dimensi.

 

 

HERU CN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

51 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI