Menurut Joko, dibutuhkan biaya Rp 100 juta untuk operasi pemasangan alat permanen. Tapi, baru terkumpul Rp 25 juta dari kawan-kawan Danarto.
Alat yang dipasang, tutur Joko, memang agak mahal. Tapi, alat itu merupakan yang terbaik dan tak berisiko apapun. “Ada yang lebih murah, sekitar Rp 40 juta, tapi berisiko terhadap penyakit tertentu,” ujarnya.
Joko menyatakan, biaya itu tak termasuk biaya perawatan sebelumnya yang mencapai Rp 75 juta. Biaya Rp 75 juta itu akan diserahkan ke Kementerian Kesehatan karena dijanjikan seperti itu. “Sekarang kami masih mencari kekurangannya,” Joko menjelaskan.
Danarto dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta, sejak pekan lalu karena pingsan dari Senin malam hingga Selasa dini hari. Ia menjalani operasi pemasangan alat pacu jantung sementara di paha kanan.
PRAMONO