TEMPO Interaktif, Jakarta - Lukman Sardi mulai melunak terhadap sistem penilaian Festival Film Indonesia 2009 yang akan digelar empat hari mendatang. Ia melihat penilaian dewan juri di festival itu bisa dipertanggungjawabkan.
Pernyataan itu tentu saja berbeda dengan sikap Lukman tiga tahun silam. Ketika itu, ia bersama insan film yang tergabung dalam wadah Masyarakat Film Indonesia memboikot penyelenggaraan Festival Film Indonesia. “Waktu itu saya harus menentukan sikap,” kata pria kelahiran Jakarta, 14 Juli 1971 kepada Tempo di Kebon Jeruk, Jakarta Selatan, Rabu, (2/12).
Ketika itu, kata pria berusia 38 tahun itu, wadahnya menghendaki penilaian yang adil terhadap semua film yang masuk dalam festival dari FFI. “Namun, itu tidak didapat,“ tambah Lukman, yang mendapat bocoran, perannya di film "Merah Putih" menjadi nominasi FFI kali ini.
Menurut artis, yang menjadi sopir bajaj di film "Nagabonar Jadi 2" ini, sebenarnya festival tahun ini masih ada kekurangan, seperti sistem penilaian yang belum jelas standarisasinya. “Seharusnya biar lebih obyektif, banyaknya juri harus (berjumlah ratusan) seperti yang ada di Gramy Award,” ujar Lukman.
Sekarang, ia percaya bahwa masa melempemnya penilaian juri FFI sudah lewat. “Sekarang juri tampaknya bisa dipercaya. Tokoh sekaliber Niniek L karim pasti bisa obyektif,” tandas Lukman.
MUSTHOLIH