Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Puisi Rupa dari Sanur

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Tak banyak perupa (seniman) Bali di Bali yang mengungkapkan kegelisahan atas carut-marut dunia pariwisata, yang selama ini menghidupinya, melalui karya seni. Dan karya-karya Ida Bagus Putu Gede Sutama yang dipamerkan di Santrian Gallery, Denpasar, pada 13 Januari-25 Februari, ini adalah satu dari yang sedikit tadi.Tiada lagu-lagu beralaskan gelombangTidur berbantalkan ombakTidur berselimutkan anginSemua itu ada di masa laluSekarang hanya ada $ dalam angan-anganBait puisi di atas dituliskan Sutama pada salah satu dayung bekas yang ditinggalkan nelayan di Pantai Sanur, Denpasar. Dayung-dayung tersebut kemudian disusun, digubah menjadi karya trimatra. Sebuah karya seni yang menyiratkan kegundahan hati sang perupa terhadap rusaknya kondisi lingkungan sosial di sekelilingnya. Pengamat seni Thomas U. Freitag dari Jerman, yang menjadi kurator dalam pameran ini, mengategorikan karya Sutama sebagai suatu karya berbeda dari umumnya karya-karya patung di Bali. Perbedaan itu lebih pada sikap dasar dalam berkarya. Sebab, sangat jarang, misalnya, perupa Bali di Bali melakukan eksplorasi tematis. Menurut dia, sebelumnya olah kreatif seniman Bali lebih banyak pada pengayaan bentuk semata, untuk meningkatkan nilai artistik. Proses kreatif pada patung-patung Sutama berbeda. Dalam berkarya, Sutama tampak didasari justru oleh unsur di luar elemen-elemen rupa (bentuk, warna, dan komposisi). Ia banyak terusik dan bereaksi atas kondisi sosial-politik yang ada di lingkungan sekitar. Industri pariwisata, yang banyak mengubah watak dan perilaku nelayan di Sanur, menjadi titik berangkat berkarya. Perupa yang lahir dan dibesarkan di Sanur setengah abad lalu ini melihat dan mengamati bagaimana nelayan telah meninggalkan perahu dan mengubah diri menjadi pekerja hotel dan restoran. Ia juga melihat ketika mereka, para nelayan itu, kebingungan setelah Bali mengalami krisis turis padahal mereka sudah lupa cara melaut. Fenomena itu sungguh mencemaskan dirinya. Puisi yang menjadi bagian dari karya trimatra tersebut menjadi penting sebagai "pintu masuk" dalam menikmati karya-karya patungnya. Tentu saja, selain melalui bentuk serta pilihan material karya patung itu sendiri. Dengan puisi-puisi itu, ia merasa yakin karyanya lebih dapat berdialog dengan publik yang lebih luas.Freitag melihat puisi yang ada dan menjadi bagian dari karya itu tidak mengurangi mutu keutuhan karya Sutama. Sutama dinilai dapat menjaga proporsi antara puisi dan patung sehingga ada keharmonisan antara keduanya. Meski demikian, Freitag sepenuhnya tetap menyerahkan penilaian kepada publik penikmat seni.Menurut Freitag, yang sudah memiliki nama Bali, I Wayan Sukra, kreativitas Sutama yang "menyimpang" ini dimungkinkan karena latar belakang si perupa bukanlah seorang pematung yang hidup dari berjualan karya. Sutama bekerja sebagai seorang wiraswasta. Karena itu, Sutama tidak dibebani kekhawatiran bahwa karyanya tidak akan diterima oleh pasar. "Secara teknis, kualitas karyanya tidak kalah dengan pematung profesional," Freitag menegaskan.Sutama juga mengeksplorasi penggunaan bahan alternatif dalam pembuatan patung, seperti patung dari tulang ikan dan batu karang. Ia berusaha memanfaatkan semua benda yang ada di sekitar Sanur sebagai inspirasi untuk karyanya. ROFIQI HASAN
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Pertamax Palsu Bikinan SPBU Nakal, Ini Tips Cek Kualitas dan Kemurnian BBM

17 menit lalu

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko (kiri) dan Dirtipidter Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan) memperlihatkan barang bukti BBM pertamax yang asli dan palsu (dioplos) di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty
Pertamax Palsu Bikinan SPBU Nakal, Ini Tips Cek Kualitas dan Kemurnian BBM

Polisi mengungkap kasus pemalsuan bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax di Tangerang, Jakarta Barat dan Kota Depok


Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

23 menit lalu

Paro Taktsang atau Tiger's Nest di Bhutan (Pixabay)
Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

Program ini diluncurkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya dan tradisi unik Bhutan.


Jenis Pakaian yang Tidak Disarankan untuk Perjalanan dengan Pesawat

24 menit lalu

Ilustrasi makan di pesawat/Emirates
Jenis Pakaian yang Tidak Disarankan untuk Perjalanan dengan Pesawat

Jika legging atau celana yoga tidak disarankan, dia membagikan bahan-bahan pakaian yang cocok untuk perjalanan dengan pesawat.


Ngabuburit di Hai Ramadan di Dubai, Melihat Pertunjukan Tradisi dan Ikut Workshop Seru

24 menit lalu

Pertunjukan Rashid dan Latifa di arena Hai Ramadan Dubai yang hadir 11 Maret hingga 14 April 2024 (TEMPO/Mila Novita)
Ngabuburit di Hai Ramadan di Dubai, Melihat Pertunjukan Tradisi dan Ikut Workshop Seru

Dari workshop, cerita nabi, sampai tradisi meriam Ramadan dapat ditemukan pengunjung Hai Ramadan di Dubai.


5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

24 menit lalu

Jamia Mosque Hong Kong (Hong Kong Tourism Board)
5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

Masjid tertua di Hong Kong dibangun pada 1840-an dan kini termasuk salah satu bangunan bersejarah grade 1.


Perludem Perkirakan Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

31 menit lalu

Anggota Komisi IX DPR RI Krisdayanti saat mengikuti rapat Paripurna ke-13 Masa Persidangan IV tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 5 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan pidato Ketua DPR RI pada pembukaan masa persidangan IV tahun sidang 2023-2024 dan pergantian antar waktu Anggota DPR RI. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perludem Perkirakan Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

Hampir semua partai politik tidak menjamin pencalonan 30 persen keterwakilan perempuan di tiap dapil di Pileg 2024.


ICJ Perintahkan Israel untuk Akhiri Kelaparan di Gaza

47 menit lalu

Warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan gratis saat penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, selama bulan suci Ramadhan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jabalia di Jalur Gaza utara 19 Maret 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
ICJ Perintahkan Israel untuk Akhiri Kelaparan di Gaza

ICJ dengan suara bulat meminta Israel mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi mengakhiri bencana kelaparan di Gaza


Populasi Beruk Akan Digusur oleh IKN, Guru Besar UI: Dia Pasti Bisa Survive

47 menit lalu

Seekor beruk (Macaca nemestrina) berada di area yang masuk ke dalam koridor satwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin, 14 Maret 2022. Pada koridor satwa IKN Nusantara direncanakan akan dibangun underpass dan flyover sebagai perlintasan satwa liar. ANTARA/Hafidz Mubarak
Populasi Beruk Akan Digusur oleh IKN, Guru Besar UI: Dia Pasti Bisa Survive

OIKN mengungkapkan rencana untuk memindahkan beruk yang berkeliaran di KM 38 Kecamatan Samboja, Kutai Kertanegara, akses utama ke Penajam Paser Utara.


Mengenal Mantan Pelatih Novak Djokovic, Goran Ivanisevic

59 menit lalu

Bintang tenis Serbia Novak Djokovic (tengah) berfoto bersama Borna Coric (pertama dari kiri), Grigor Dimitrov (kedua dari kiri), Alexander Zverev (kedua dari kanan), dan Goran Ivanisevic usai pertandingan persahabatan bola basket jelang turnamen tenis kemanusiaan Adria Tour di Zadar, Kroasia, 18 Juni 2020. Xinhua/Pixsell/Marko Dimic
Mengenal Mantan Pelatih Novak Djokovic, Goran Ivanisevic

Novak Djokovic mengumumkan perpisahannya dengan pelatih Goran Ivanisevic setelah kerja sama selama 5 tahun