TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat musik Bens Leo menyatakan, kritik terhadap isu atau tokoh tertentu lewat lagu, seperti lagu Janji-janji Jokowi milik Iwan Fals yang tengah viral di media sosial, perlu dipertahankan keberadaannya. Sebab, lagu yang bersifat mengkritisi isu sosial mengandung pesan moral untuk masyarakat.
Baca: Lagu Janji-janji Jokowi dari Iwan Fals Viral, Ini Kata Bens Leo
"Alangkah celakanya kalau mereka (musikus) diam saja. Jadi tidak ada pesan-pesan yang disampaikan padahal mereka mampu berkarya," ujar Bens saat dihubungi Tempo, Sabtu, 16 September 2017.
Bens beranggapan, pesan moral dapat disampaikan lewat lagu. Setidaknya, pesan itu didengar oleh fan loyal musikus yang bersangkutan dan dibagikan lagi kepada komunitas lain.
Menurut Bens, musikus-musikus yang mengkritisi isu tertentu memiliki fan loyal. Misalnya, band indie seperti Payung Teduh dan Burgerkill yang mempunyai fan dan pasar yang independen. Beberapa lirik lagu Payung Teduh dan Burgerkill pun mengandung pesan sosial tertentu. "Tokoh-tokoh ini yang ditunggu, apa sih karya mereka," kata Bens.
Video Iwan Fals saat tampil di konser bertajuk Untukmu Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu, 21 November 2015, tengah jadi perbincangan. Dalam video itu, Iwan Fals membawakan lagu berjudul Janji-Janji Jokowi dengan lirik yang menyinggung sembilan janji Nawacita Jokowi.
Video itu beredar di media sosial Facebook yang diunggah oleh akun Nardi Tanjong pada Minggu, 10 September 2017. Hingga berita ini dinaikkan, unggahan Nardi disukai lebih dari tiga ribu netizen dan dibagikan 5.332 kali.
Bens menuturkan, Iwan Fals termasuk kategori pemusik balada atau penutur. Biasanya, pemusik balada adalah tokoh-tokoh yang memiliki pemikiran kritis. Selain Iwan, Bens melanjutkan, ada Oppie Andaresta, Ully Sigar Rusady, Ebiet G. Ade, dan Franky Sahilatua. Sedangkan di era ini, ada Slank dengan genrenya sendiri.
LANI DIANA