TEMPO.CO, Jakarta -Tiga kelompok seniman mempertontonkan kemampuan mereka dalam menari, menembang dan memainkan musik tradisional di Aula Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata. Mereka ini sebagian para seniman yang akan tampil di ajang Europalia Indonesia Arts Festival 2017.
Ketiganya adalah kelopok Tari Topeng Losari yang dipimpin Nur Anani, lalu siden Peni Candra Rini dan kelompok musik Batak Mataniari. Mereka akan tampil di beberapa kota di negara-negara Eropa bersama para seniman lainnya. Seperti penari Topeng Losari Nur Anani M. Irman, atau lebih kenal sebagai, Nani Topeng Losari, adalah penari topeng generasi ketujuh. Nani merupakan cucu dari Dewi Sawitri, maestro Tari Topeng Losari. Pertunjukkan Tari Topeng Losari akan dibawakan oleh Nani Topeng Losari di Festival Seni Europalia di beberapa kota di Belgia, yakni Brussels, Brugge, Antwerp, dan Liége.
Sedangkan Peni Candra Rini akan tampil dengan timnya di Belgia dan di Inggris. Mereka akan unjuk penampilan dengan gerakan dan tembang. Di Inggris mereka akan tampil di Kings Place, tempat yang biasa dipakai untuk festival Jazz kondang di negara itu. "DI Kings Place karena tempatnya kecil, kami mungkin hanya nembang saja seperti tadi," ujar Peni yang telah merekam beberapa albumnya di Amerika Serikat ini.
Kelompok Mataniari dari Sumatera Utara ini akan mempertontonkan seni musik tradisional Batak Toba. Salah satu anggota kelompok Mataniari ini adalah Marsius Sitohang, si raja suling yang pernah mendapat anugerah Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain Nani, Peni dan Mataniari, akan tampil pula sejumlah seniman, musisi, komikus dan sastrawan yang sudah dipilih oleh tim kurator. DIAN YULIASTUTI