TEMPO.CO, Denpasar - Universitas Indonesia melalui Fakultas Ilmu Budaya memberikan dukungan untuk pendirian museum tari Sang Hyang yang hampir punah keberadaannya di Bali. Museum itu sendiri didirikan oleh krama (warga) Desa Pakraman Geriana Kauh, Kecamatan Selat, Karangasem.
Baca: Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2
“Kami membantu dalam hal dokumentasi dan pengayaan materi agar bisa menjadi pusat pembelajaran mengenai tari itu,” kata dosen dan peneliti UI, Saras Dewi, Rabu, 30 Agustus 201 7.
Tari Sang Hyang adalah tarian sakral yang biasanya dipentaskan untuk memulihkan keadaan setelah terjadinya bencana atau situasi sosial yang meresahkan. Adapun di Geriana Kauh, tari Sang Hyang Dedari dipentaskan kembali pada 2017 setelah sempat lama tak dipentaskan.
Alasan pementasan tari Sang Hyang karena panen sawah terus menurun dan kondisi tanah kian memburuk. Warga juga merasa resah karena anak-anak muda mulai meninggalkan pertanian untuk bekerja di perkotaan atau di sektor pariwisata.
Tarian itu, menurut Saras, merupakan bentuk mulat sarira (koreksi diri). “Itu yang dinyatakan sesepuh desa,” katanya. Menariknya, bersamaan dengan upaya ritual, para petani juga memulai penerapan sistem organik yang tidak merusak tanah dengan pupuk kimia. Tarian itu juga mengundang para pemuda kembali ke kampung dan memperhatikan potensi desanya.
Kerja sama UI dengan warga desa, menurut Saras, berawal ketika pada 2015 ia bersama dengan tim melakukan penelitian mengenai tarian yang hampir punah. Tari Sang Hyang menarik perhatian mereka karena fungsi sosialnya, juga merupakan bentuk ritual. Adapun Sang Hyang Dedari adalah tarian yang dipentaskan oleh sejumlah anak perempuan yang belum akil balig. Pada puncak tarian ini, mereka akan mengalami trance (kesurupan) yang dianggap pertanda kehadiran para bidadari sehingga mampu berlari cepat dan memanjat bambu setinggi 4 meter.
Tim UI juga mengembangkan riset dan dokumentasi, termasuk dengan menelusuri arsip-arsip di sejumlah museum luar negeri, seperti di Leiden, Belanda. Mereka juga menggali tarian Sang Hyang di sejumlah daerah lain di Bali, seperti Sang Hyang Grodogan dan Bunga di Nusa Lembongan (Klungkung) serta Sang Hyang Memedi di Tabanan.
ROFIQI HASAN