TEMPO.CO, Jakarta -Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta akan memamerkan karya lawas pelukis Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo yang berjudul Jayakarta dalam pameran bertajuk Ja (YA) karta yang digelar selama dua bulan mulai 23 Agustus 2017. Lukisantersebut selama ini tersimpan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta dan untuk pertama kalinya akan dipamerkan kepada masyarakat.
Baca: Bung Karno Pernah Buru Lukisan Ramualdo Locatteli
“Saya senang dan bersemangat sekali lukisan ini bisa dilihat masyarakat luas. Selama ini tersimpan di Balai Kota lantai 23,”ujar Srihadi kepada Tempo di kediamannya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Agustus 2017.
Lukisan ini merupakan lukisan cat minyak di atas kanvas karya lawas yang dibuat Srihadi pada 1975. Dimensinya cukup besar, yakni 275 x 1.200 sentimeter yang dibagi dalam enam panel dan akan dipajang di salah satu dinding di Museum Seni Rupa dan Keramik.
Pelukis Srihadi dan Farida istrinya. (Antara)
Srihadi mengatakan lukisan Jayakarta ini merupakan karya yang tercipta setelah Air mancar yang dibuat pada 1970-an. Karya ini sempat membuat Gubernur Ali Sadikin marah dan mencoret-coret lukisan Srihadi. Air Mancar memperlihatkan wajah salah satu sudut Jakarta di bundaran Hotel Indonesia yang penuh dengan papan reklame.
Setelah Bang Ali meminta maaf, kata Srihadi, dia minta Srihadi melukis Jakarta yang lebih bagus. “Karya Jayakarta ini terkait dengan Air Mancar. Gubernur Ali Sadikin minta dibuatkan lukisan yang menggambarkan perkembangan Jayakarta,” ujar pelukis sepuh ini. Lukisan itu menggambarkan Jayakarta sejak 1527 hingga 1970-an yang terbagi dalam enam panel.
Selain Jayakarta, akan dipamerkan pula karya Srihadi yang lain, yakni lukisan Air Mancar dan lukisan baru yang terinspirasi dari karya Jayakarta yakni From Jayakarta to the Glorious Maritime Nation. Akan dipamerkan pula sejumlah karya Srihadi dan arsip-arsip seniman sepuh ini.
Adapun lukisan terbaru Srihadi dari pastel crayon yang juga menggambarkan Jakarta dulu dan kini, lengkap dengan lanskap terbaru simpang susun dan tol laut yang memotret pelabuhan modern di Jakarta Utara.
DIAN YULIASTUTI