TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Elvis Presley, Raja Rock n Roll, kembali akan dikenang pada 16 Agustus mendatang. Tahun ini adalah tepat 40 tahun mangkatnya salah satu ikon Amerika Serikat tersebut.
Sejak kematian Elvis Presley, rekamannya terus dicari orang dan hingga kini telah terjual mencapai satu miliar keping. Karya-karyanya rupanya akan abadi, dan dia tetap menjadi idola.
Mansion milik Elvis Presley di Memphis, Tennessee --bangunan terkenal kedua di Amerika Serikat setelah Gedung Putih-- akan menjadi tempat berkumpulnya sekitar 50 fans.
Presley dianggap sebagai artis paling laris sepanjang masa dengan rekaman sudah mencapai miliaran. Pada 2016, Forbes menempatkan dia dalam urutan keempat selebritis almarhum yang masih mendapatkan pendapatan, dengan nilai 27 juta dolar AS.Elvis Presley dalam sebuah pentasnya. Getty Images/Alfred Wertheimer
"Dia satu-satunya manusia di era modern yang sangat mudah dikenal di seluruh dunia cukup dari nama pertamanya," kata pengarang dan seniman Inggris Ted Harrison yang sudah menulis dua buka tentang Presley.
"Sebut 'Elvis' di Beijing, Nikaragua, Estonia atau Fiji," kata dia kepada AFP, maka orang dengan cepat mahfum siapa yang dimaksudkan.
Suara unik dan gayanya yang meramu R&B, blues, country, gospel dan black music, menantang sumbat sosial dan rasial pada masanya. Dia kemudian dijuluki "Elvis the Pelvis" berkat gerak tubuhnya yang eksentrik saat menyanyi.
Gayanya yang mengalir, karismanya dan daya tariknya yang menawan lawan jenis, telah menjadi fantasi jutaan wanita. Dia juga mengilhami siapa pun artis setelah dirinya, dari The Beatles sampai The Rolling Stones. Artis era kini pun, macam Bruno Mars, juga terpengaruh dirinya.
"Mendengarkan dia untuk pertama kalinya bagaikan bebas dari penjara," kata Bob Dylan.
Pada akhir 1960-an, komponis dan dirigen termasyur Leonard Bernstein menyebut dia "kuasa budaya terbesar abad ke-20".
ANTARA