Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

15 Penulis Emerging Bakal Tampil di Ubud Writers Festival 2017

image-gnews
Ubud Writers and Readers Festival 2017. ubudwritersfestival.com
Ubud Writers and Readers Festival 2017. ubudwritersfestival.com
Iklan

TEMPO.CO, Ubud - Yayasan Mudra Swari Saraswati, penyelenggara event Ubud Writers & Readers Festival (UWRF), mengumumkan 15 penulis emerging dari penjuru nusantara yang terpilih untuk tampil di ajang sastra internasional itu.

Ke-15 penulis itu adalah Abdul Azis Rasjid dari Banyumas, Ade Ubaidil dari Cilegon, A. Nabil Wibisana dari Kupang, Aksan Taqwin Embe dari Tangerang, Bayu Pratama dari Mataram, Erich Langobelen dari Maumere, Ibe S. Palogai dari Makassar, Mohammad Isa Gautama dari Padang, Morika Tetelapta dari Ambon, M. Subhan dari Padang, Na’imatur Rofiqoh dari Ponorogo, Rahmat Hidayat Mustamin dari Makassar, Rizki Amir dari Sidoarjo, Taufiqurrahman dari Yogyakarta, dan Seruni Unie dari Surakarta.

National Manajer Program UWRF Wayan Juniarta menjelaskan, selama masa submisi, terkumpul 913 karya yang lalu melewati seleksi ketat oleh nama-nama besar di bidang sastra Indonesia. “Tim kurasi yang beranggotakan tiga penulis, jurnalis, dan penyair kawakan Indonesia, Seno Gumira Ajidarma, Leila S. Chudori, dan Warih Wisatsana,” ujarnya.

Para penulis emerging terpilih berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa dan guru, hingga jurnalis, buruh, dan nelayan. Yang menarik, di seleksi tahun ini terpilih 6 penulis yang berasal dari Indonesia Timur.

Keberagaman asal penulis menghasilkan karya-karya yang menarik, ini dibenarkan oleh Warih Wisatsana. “Karya-karya yang lolos mengambil tema dari kehidupan sehari-hari dan begitulah karya sastra yang sesungguhnya. Tentunya sangat menarik membaca karya mengenai kehidupan di daerah yang cukup terpencil,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ke-15 penulis yang beruntung tersebut akan berpartisipasi dalam UWRF 2017, mereka akan diterbangkan dari kota masing-masing ke Ubud, Bali, untuk tampil dalam forum-forum diskusi sastra berdampingan dengan para penulis internasional. Selain itu, karya-karya yang telah terpilih tersebut akan diterjemahkan ke bahasa Inggris dan diterbitkan dalam buku Anthology 2017.

Seleksi para penulis itu mulai dibuka pada pertengahan bulan Desember 2016 dan ditutup pada akhir Februari lalu. Emerging adalah istilah yang digunakan oleh UWRF untuk para penulis Indonesia yang memiliki karya berkualitas namun belum memperoleh publikasi yang memadai. Program Seleksi Penulis Emerging Indonesia ini adalah bagian dari komitmen Yayasan Mudra Swari Saraswati untuk mendukung kehidupan masyarakat Indonesia melalui program-program seni dan budaya.

ROFIQI HASAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Made Taro, Seniman 80 Tahun yang Gesit Mendongeng

29 Oktober 2019

Made Taro (kanan) saat mendongeng di  Ubud Writers and Readers Festival atau UWRF 2019. Made Taro menerima Lifetime Achievement Award UWRF 2019. TEMPO | Made Argawa
Made Taro, Seniman 80 Tahun yang Gesit Mendongeng

Made Taro menerima Lifetime Achievement Award Ubud Writers and Readers Festival atau UWRF 2019.


Ubud Writers Festival, Greenpeace Indonesia Gelar Nobar Film BLUE

28 Oktober 2018

Suasana saat menonton film dokumenter berjudul BLUE dalam acara Ubud Writers and Readers Festival, Sabtu, 27 Oktober 2018. (Dokumentasi Ubud Writers and Readers Festival)
Ubud Writers Festival, Greenpeace Indonesia Gelar Nobar Film BLUE

Selain di Ubud Writers and Readers Festival, film BLUE juga akan diputar di Our Ocean Conference di Nusa Dua, pada 29-30 Oktober 2018.


London Book Fair 2019: Ini 12 Penulis Indonesia yang Terpilih

26 Oktober 2018

Ketua Harian Komite Nasional Indonesia Market Focus Country Laura Prinsloo  (tengah) dan Koordinator Program Komite Nasional John H. McGlynn (kanan) saat jumpa media tentang London Book Fair dalam acara Ubud Writers and Readers Festival, Kamis, 25 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
London Book Fair 2019: Ini 12 Penulis Indonesia yang Terpilih

12 penulis Indonesia lolos seleksi untuk London Book Fair 2019. Siapa saja mereka?


Ubud Writers and Readers Festival dan Kemunculan Penulis Muda

25 Oktober 2018

Penulis Avianti Armand saat sesi jumpa media dalam Ubud Writers and Readers Festival, Rabu, 24 Oktober 2018. TEMPO/ Bram Setiawan
Ubud Writers and Readers Festival dan Kemunculan Penulis Muda

Tahun ini Ubud Writers and Readers Festival bertema Jagadhita. Festival berlangsung pada 24-28 Oktober 2018


Susi Pudjiastuti Akan Ramaikan Ubud Writers and Readers Festival

18 Oktober 2018

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tampak mengenakan kacamata hitam saat mengikuti sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018. Menteri Susi terpaksa mengenakan kacamata hitam untuk melindungi matanya yang sakit. TEMPO/Subekti.
Susi Pudjiastuti Akan Ramaikan Ubud Writers and Readers Festival

Selain Susi Pudjiastuti, Ubud Writers and Readers Festival juga akan dihadiri Yenny Wahid.


Leila S Chudori Luncurkan Novel di Ubud Writers Festival

28 Oktober 2017

Leila Chudori meluncurkan novel terbarunya, Laut Bercerita, di Ubud Writers & Readers Festival, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Reza Maulana
Leila S Chudori Luncurkan Novel di Ubud Writers Festival

Leila S Chudori menulis tentang orang hilang di reformasi 1998 di novel terbarunya, Laut Bercerita.