Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dunia Benda

image-gnews
Iklan
Bisakah Anda membayangkan, apa jadinya bila sebuah gitar ditekuk di ujung meja yang bersudut 90 derajat? Tubuh alat musik berdawai itu pun terlipat bak karet yang lentur.Gitar terlipat itu bukanlah alat musik sebenarnya, yang dawainya bisa menghasilkan nada tertentu bila dipetik. Ini adalah karya seni instalasi Rudi Mantofani, perupa kontemporer angkatan 1990-an. Dia tengah menggelar pameran tunggal di galeri CP Artspace, Jakarta, 19 November-4 Desember 2006.Rudi adalah perupa kelahiran Padang, Sumatera Barat, 21 April 1973. Lulusan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini mendirikan Kelompok Seni Rupa Jendela bersama empat kawannya, yakni Jumaldi Alfi, Yusra Martunus, Handiwirma, dan Yunizar. Lima sekawan ini sebaya, sefakultas, dan sekampung halaman. Sejumlah pameran bersama dan tunggal telah mereka gelar di berbagai kota.Pada pameran kali ini, sebagian besar karya yang dipajang adalah karya seni instalasi benda-benda yang terkesan tidak penting. Misalnya setrika, papan kayu tempat mencuci pakaian, pisang, semangka, mentimun, sepeda, dan sofa. Namun, dengan teknik penyajian tertentu, kesan yang terbangun justru sebaliknya: benda-benda itu terasa istimewa, paling tidak bagi senimannya sendiri.Rudi sengaja menyuguhkan dunia tanpa manusia, dunia benda yang bicara melalui pesona rupa. Dia menyebutnya The Culture of Things. Ini adalah upaya mencari dunia yang diam lantaran benda-benda memang tidak bisa bicara. Ia seperti ingin meninggalkan dunia manusia yang sudah terlalu riuh oleh kata-kata.Di sini dia membuat duplikat benda-benda, seperti pisang, semangka, dan mentimun, yang tak selalu mirip benda aslinya. Rudi kerap membuat perubahan dengan membubuhi imajinasi. Duplikat semangka yang terbelah, misalnya, bagian dalamnya seperti buah asli, tapi bagian luarnya terbuat dari logam stainless steel. Sedangkan duplikat pisang terkupas dibuat dua versi. Salah satunya tak mirip buah aslinya, dengan bagian buah (daging) terbungkus kertas motif batik. Demikian pula duplikat gitar yang dibuat dua versi sekaligus. Selain gitar terlipat, dia membuat gitar yang panjang tangkainya nyaris menyentuh langit-langit ruang pamer, sangat tak sebanding dengan badannya.Perubahan benda berbumbu imajinasi itu sungguh memancing sensasi visual. Rudi menyajikan benda itu bukan untuk membangun suatu cerita. Ia seperti berdialog dengan benda yang menarik perhatiannya. Dialog yang bertumpu pada imajinasi yang tidak punya batas dan dorongan bermain-main.Tak hanya itu, Rudi juga menampilkan lukisan di atas kanvas. Bukan benda yang ia lukis, melainkan pemandangan. Tapi tak ada gambar manusia di sana. Pemandangannya sepi, diam, dan memancing kesan dunia tanpa manusia. Dalam Bayangan, dia melukis sebuah pohon lengkap dengan bayangannya di tengah padang rumput. Tanah tempat bayangan bersandar digali sesuai dengan bentuk bayang-bayang pohon. Pesona visual lukisan Rudi seperti pesona duplikat benda, terletak pada pengubahan, yang membuat lukisannya jauh dari gambaran kenyataan. Karena itu, ia tidak bisa dilihat sebagai representasi.Kurator pameran, Jim Supangkat, menilai karya-karya instalasi Rudi berupa benda-benda sepele disajikan dengan kesungguhan, tertata rapi, dan terolah dengan sangat cermat. Ia menempuh cara yang tidak gampangan, menunjukkan perhitungan dan ketertiban bentuk yang rumit.Lukisan-lukisan Rudi, dia melanjutkan, bukanlah lukisan, melainkan duplikat lukisan. Memahami lukisan sebagai duplikat lukisan penting untuk memahami "permainan" yang disajikan. Persoalan yang disodorkan pada lukisan akan terbalik total bila lukisan ini dilihat sebagai lukisan.Namun, Jim menemukan benturan yang tak masuk akal pada karya duplikat mentimun. Sebuah mentimun terpotong sehingga bagian tengahnya tampak. Permukaan bagian yang terpotong itu membangkitkan kejutan visual: terbuat dari logam stainless steel. Mentimun ini dijepit sebuah tanggam besi yang dipancang pada kayu balok. Benturan terjadi antara mentimun (duplikat) dan tanggam serta kayu (benda sebenarnya). Juga tak ada hubungan logis penjepitan mentimun di tanggam besi.RETNO SULISTYOWATI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.