Kali ini, pengelola Indonesiana, blog komunitas di bawah Tempo.co, bekerja sama dengan Ruang Sastra mengajak penyair tampil membaca puisi. Ruang Sastra adalah forum (grup) di WhatsApp yang berisikan lebih dari 200 sastrawan Nusantara, dari yang senior seperti Sutardji Calzoum Bachri, D. Zawawi Imron, Eka Budianta, Rida K. Liamsi, Ahmadun Yosi Herfanda, Ani Dien (Singapura), hingga generasi termuda seperti Azhari, Dedy Tri Riyadi, Iman Sembada, Mahrus Prihany, Ni Made Purnamasari, dan Willy Ana.
Acara ini, menurut Kurniawan, pengelola Indonesiana, bertujuan mengajak sastrawan merayakan puisi dan kopi. “Selama ini kami melihat sastra dan kopi berhubungan dekat. Banyak sastrawan suka ngopi, bahkan menulis puisi dan prosa bertema kopi. Acara ini sebenarnya merayakan persahabatan sastra dan kopi itu,” ujarnya. Misalnya, selain antologi puisi 1.550 Mdpl (2016) yang menghimpun sekitar 250 penyair Nusantara, sebelumnya juga ada antologi puisi kopi berjudul Secangkir Kopi.
Siang itu, sejumlah penyair ramai-ramai datang ke kantor Tempo. Mereka adalah Kurnia Effendi, Fikar W. Eda, Hasan Aspahani, Dedy Tri Riyadi, Mahrus Prihany, Ariany Isnamurti, Willy Ana, Siwi Widjayanti, Sudiyanto, Edrida Pulungan, dan Nisa Rengganis. Ada pula penyair Saut Poltak Tambunan dan Tulus Wijanarko. Kecuali Nisa yang datang di akhir acara, semua sastrawan tersebut membaca puisi dengan gaya khas masing-masing.
Fikar W. Eda, yang mengaku anak petani kopi, memulai dengan menyampaikan keluh-kesah tentang nasib petani kopi yang hidupnya tetap miskin. Itu berbeda dengan para pedagang kopi yang bisa hidup sejahtera. Sebelum membaca puisi, ia juga memperkenalkan mantra kopi. “Minum kopi jangan sekadar minum kopi, ada tekniknya, ada mantranya,” ujar Fikar, yang tangan kanannya memegang gelas kopi dan tangan kanan memegang buku puisi.
Dia lalu meminta penonton mengangkat gelas kopinya. “Ikuti perkataan saya. Wahai sengkewe. Kunikahkan engkau dengan angin. Air walimu. Tanah saksimu….” Ia membaca mantra kopi, yang diikuti oleh penonton, dengan gaya membaca puisi.
Selanjutnya: Mantra penyair sebelum minum kopi