Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suatu Pagi di Rhone

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Hari masih pagi di Au bord de la Rhone. Tapi kehidupan di kawasan rekreasi Lyon, Prancis, itu telah dimulai. Beberapa orang berlari kecil, sebagian lainnya berjalan santai. Di tepi Sungai Rhone, sebuah perahu ditambatkan. Di tubuhnya tertera tulisan "restaurant a saveurs".Rhone adalah salah satu dari dua sungai yang membelah Kota Lyon. Di kawasan itu, biasa diadakan pesta dansa atau musik. Ketika pesta musik digelar, para seniman bebas berekspresi. Bermain musik apa pun, dengan gaya apa pun, tanpa ada batasan waktu bermain.Rhone juga merupakan surga bagi peminat fotografi. Seorang fotografer belia, Mia Nuranti, mengabadikan suasana pagi di Rhone sebagai salah satu karya yang dipamerkan di Pusat Kebudayaan Prancis (Centre Culturel Francais/CCF) Jakarta, 2-27 Oktober 2006. Pameran bertajuk "Surat Izin Tinggal" ini merupakan hasil kerja sama Mia dengan saudara kembarnya, Maya Nursari, yang menekuni dunia fashion.Pameran ini menceritakan pengalaman Mia sebagai pelajar Indonesia tatkala menimba ilmu di Prancis. Dia mengambil dan mengabadikan momen-momen yang dirasa menyentuh. Mia ingin mengajak setiap orang yang menikmati karyanya ikut merasakan apa yang dirasakannya saat momen berharga itu terjadi. Melalui karyanya, dia bermaksud memperkenalkan soul photography, yang menggabungkan esensi jiwa ke dalam momen nyata, dan membawa foto menjadi bentuk keberadaan hidup.Mia lahir di Jakarta pada 10 Mei 1981. Dia mulai menekuni fotografi secara serius sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Selain memotret, dia gemar menulis puisi. Malah Mia sempat menghentikan kegiatan fotografinya demi menyelesaikan buku kumpulan puisi berjudul Tso Tra begitu lulus sekolah.Di Prancis, Mia sejatinya ingin belajar tentang seni sastra. Pasalnya, kata dia, di sana lebih bebas berekspresi dan bereksperimen. Ini berbeda dengan di Indonesia, yang kadang-kadang berbenturan dengan norma dan tradisi. Namun, naluri fotografinya tak bisa diredam. Dia diperkenalkan dengan fotografer veteran Prancis, Pierre Babin, yang juga seorang misionaris. Karya-karya Pierre yang luar biasa membuatnya dimasukkan ke deretan fotografer terbaik negeri itu, seperti Henri Cartier-Bresson.Babin mengajari Mia memahami fotografi dipandang dari segi artistik dan kemanusiaan. Namun, tak selamanya dia dipandu. Mia menentukan sendiri sudut pandang (angle) obyek yang akan difoto. Sebelum memotret, biasanya angle sudah menancap di pikiran, sehingga tinggal mengikuti.Mia juga belajar mengenai jiwa dari sebuah foto. Kata-kata sang guru, Babin, dia ingat betul. "Sebagus apa pun teknik fotografi, kalau tidak bisa menaruh jiwa di situ, ia akan menjadi foto yang tidak banyak berarti." Mau tahu caranya? Dari puluhan foto yang dilihat, mana yang terus membayangi mata hingga tidur malam nanti, maka foto itulah yang memiliki jiwa.Simak saja karyanya yang berjudul Perahu yang Sendiri. Ini adalah foto tentang perahu yang dijadikan sebagai rumah tinggal. Ke mana air mengalir, di situlah rumah berdiri. Melalui foto itu, Mia bertutur tentang inti kehidupan yang bisa saja berada di mana-mana, sepanjang air mengalir.Dia juga mengabadikan lampion-lampion raksasa dalam festival lampu. Di sini, bukan lampu-lampu indah yang ditata di pelataran yang ingin ditampilkan, melainkan perpaduan sinar yang terbentuk, yakni antara warna ungu dan hijau. Mia menggunakan teknik blur, bukan fokus, untuk menampakkan keindahan perpaduan warna yang terjadi.Menggelar pameran foto awalnya tak terlintas di benak gadis berambut lurus panjang itu. Pencetus ide itu justru sang guru. Misinya sederhana: untuk berbagi visualisasi tempat-tempat menarik di Prancis yang nantinya akan dikunjungi siswa CCF. Setibanya di Jakarta, Mia langsung menawarkan foto-fotonya kepada Direktur CCF. Hasilnya, Mia diperbolehkan menggelar pameran. "Saya juga kaget setengah mati. Akhirnya jadi juga menggelar pameran," ujarnya berseri-seri.Retno Sulistyowati
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

25 hari lalu

Kamera Leica Luxus II gold yang diproduksi pada tahun 1932 ini ditemukan di BBC Antiques Roadshow pada 12 tahun yang lalu. dailymail.co.uk
Sejarah Kamera Leica yang Kini Digandeng Xiaomi, Pernah Digunakan Motret Proklamasi Kemerdekaan RI

Leica merupakan produsen kamera legendaris, kini digandeng Xiaomi.


Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

27 hari lalu

FUJIFILM X100VI. Fujifilm-x.com
Kamera Fujifilm X100VI, Popularitas Penjualan hingga Spesifikasi Produk

Fujifilm X100VI generasi keenam dari seri X100 yang pertama kali diperkenalkan pada 2011


Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

28 hari lalu

Ilustrasi drone. Efrem Lukatsky/Pool via REUTERS
Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Kongres Drone Dunia ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24-26 Mei 2024


Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

42 hari lalu

Honor Magic 6 Ultimate. huaweicentral.com
Honor Magic 6 Ultimate Berpeluang Jadi Ponsel Pertama Gunakan Sensor Kamera OmniVision OV50K

OmniVision OV50K adalah kamera 50 megapiksel yang akan menawarkan fotografi kelas flagship. Honor Magic 6 berpeluang jadi yang pertama gunakannya.


Tips Memotret supaya Dapat Foto Keren saat Traveling

13 Januari 2024

Ilustrasi wanita liburan. Freepik.com
Tips Memotret supaya Dapat Foto Keren saat Traveling

Mengambil foto terbaik selama traveling melibatkan kombinasi keterampilan teknis, kreativitas, dan pemahaman tentang kamera.


3 Hal Menarik dari iQOO 12 5G yang Baru Rilis di Indonesia

12 Desember 2023

Robiat Fahlevie, Social Media & Community Manager dan Praditya Andika, Senior Product Manager iQOO Indonesia memperlihatkan 2 varian warna dari iQOO 11 5G. Ini adalah ponsel iQOO pertama yang akan hadir di Indonesia. Foto: Maria Fransisca Lahur
3 Hal Menarik dari iQOO 12 5G yang Baru Rilis di Indonesia

iQOO 12 5G sudah rilis di Indonesia setelah sebulan sebelumnya rilis di China. Ponsel ini punya fitur kamera canggih dan proper untuk game berat


Spesifikasi Aquos R8s Pro, Bisa Sorot Foto di Tempat Gelap dan Tahan Air

8 Desember 2023

Sharp merilis smartphone terbaru mereka, Aquos R8s dan Aquos R8s Pro. Produk ini sudah bisa dibeli oleh masyarakat Indonesia mulai 6 Desember 2023.(Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
Spesifikasi Aquos R8s Pro, Bisa Sorot Foto di Tempat Gelap dan Tahan Air

Aquos R8s Pro telah dirilis secara resmi di Indonesia.


Realme GT5 Pro akan Diluncurkan di Cina pada 7 Desember 2023, Simak Spesifikasinya

26 November 2023

Realme GT5. gsmarena.com
Realme GT5 Pro akan Diluncurkan di Cina pada 7 Desember 2023, Simak Spesifikasinya

Realme ingin memperkenalkan terobosan terbaru di bidang fotografi lewat ponsel pintar tersebut


Xiaomi 13T Rilis di Indonesia dengan Leica Authentic Experience, Ini Harganya

3 Oktober 2023

Product Marketing Manager Xiaomi Indonesia menerangkan kemampuan Xiaomi 13T di Ciputra Artpreneur, Jakarta, 3 Oktober 2023. TEMPO/Maria Fransisca Lahur
Xiaomi 13T Rilis di Indonesia dengan Leica Authentic Experience, Ini Harganya

Xiaomi 13T ditujukan bagi pengguna yang menggemari fotografi.


Saran buat yang Ingin Merintis Usaha Fotografi Pernikahan

11 September 2023

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Saran buat yang Ingin Merintis Usaha Fotografi Pernikahan

Berikut tips bagi yang ingin merintis usaha fotografi dan videografi pernikahan, antara lain soal portofolio dan peralatan yang perlu dimiliki.