Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berlaga di Pasar Film Asia

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Pusan:Kontroversi uji senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara mungkin saja membuat gerah para pejabat Korea Selatan di Seoul. Namun, di Busan, yang merupakan kota pelabuhan terbesar di Negeri Ginseng, gairah perfilman justru terasa sejak di bandara, jalan, kafe, pinggir pantai, lobi hotel, atau Cineplex yang terdiri atas 10 layar, seperti Megabox dan Primus Haeundae.Spanduk dan banner 11th Pusan International Film Festival (PIFF) menjadi tambahan dekorasi kota di tengah kepungan danpung (daun-daun maple merah) yang berguguran, melukis kota menjadi semakin eksotis. "Kami ingin Busan menjadi buhul pertemuan budaya visual Asia," ujar Wali Kota Busan Hur Nam-sik pada pembukaan festival ini, Kamis lalu.Pantai Haeundae, satu dari enam pantai tercantik di wilayah ini, disulap dengan berdirinya paviliun bagi kepentingan festival, termasuk sebuah panggung musik yang menampilkan musisi-musisi beken Korea Selatan. Tempo menyaksikan bagaimana sekitar 200 meter pantai itu dialihfungsikan sebagai pusat keriaan dan keriuhan temporer para penggemar film. Di sana tampak wajah antusias dari para murid taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan yang memenuhi tempat itu. Mereka mengerumuni beberapa paviliun, tempat beberapa bintang terkemuka Korea datang. Lantas mereka meneriakkan nama-nama sang bintang dan terlihat gembira bila sang idola itu melambaikan tangan ke arah mereka.Selama sepekan, warga Busan dan ribuan pencinta film dari berbagai negara yang mengalir masuk ke kota berpenduduk 3,6 juta jiwa ini akan disuguhi 245 film dari 63 negara yang berkompetisi dalam 10 kategori. Dari jumlah film itu, 64 judul di antaranya--atau lebih dari 26 persen--menjalani pemutaran perdana untuk pertama kalinya di dunia (world premier), 20 film melakukan international premier, dan 71 judul melakukan Asian premier. Film yang menjadi pemenang pada kategori arus baru (new currents) akan mendapatkan hadiah uang tunai US$ 30 ribu, bagi sang sutradara. Kompetisi ini hanya bisa diikuti sutradara-sutradara Asia.Ambisi Busan untuk menjadi Cannes bagi perfilman Asia memang tak main-main. Itu terlihat lewat dipertahankannya nama PIFF meskipun nama kotanya sendiri "direvisi" menjadi Busan beberapa tahun silam. Sebagai sebuah brand, para motor di belakang festival ini tampaknya yakin betul bahwa perbedaan nama festival dan nama kota yang terkadang sedikit membingungkan para pendatang yang baru pertama kali ke kota ini bukanlah sebuah masalah besar. "Jika 10 tahun pertama adalah era pertumbuhan bagi PIFF sebagai festival film yang patut diperhatikan di Asia, 10 tahun periode kedua adalah era lepas landas bagi wajah baru sinema Asia," ujar direktur festival, Kim Dong-ho.Ada tiga program baru yang diperkenalkan pada perhelatan kali ini. Pertama, Pasar Film Asia (Asian Film Market) yang diikuti 156 perusahaan dan 131 booth penjualan yang mempromosikan keunggulan film masing-masing.Pada acara yang berlangsung di Grand Hotel ini, Indonesia diwakili oleh Komite Sinema Indonesia (Kisi) yang membawa 30 film Indonesia, baik yang sudah ditayangkan untuk umum (seperti Berbagi Suami, Serambi, Koper, dan Mendadak Dangdut) maupun yang masih dalam proses produksi, seperti Dead Time (sutradara Joko Anwar), 3 Hari untuk Selamanya (Riri Riza), dan D'Bijis (Rako Prijanto). "Kami berharap keragaman tema film Indonesia semakin dikenali sineas Asia," ujar Penny Purnawaty, Manajer Kisi, kepada Tempo.Program kedua dilakukan melalui pelatihan sutradara-sutradara muda Asia lewat Asian Film Academy. Tahun ini dekan akademi dipercayakan kepada sutradara papan atas Korea, Im Kwon-taek, yang menggantikan peran Hou Hsiao Hsien dari Taiwan. Pesertanya adalah 24 sutradara muda dari 19 negara.Adapun program ketiga adalah Asian Network of Documentary, yang memberikan dukungan total bagi film-film dokumenter karya sineas Asia yang sedang dalam praproduksi dan pascaproduksi dengan tujuan untuk membuat sebuah "Pan Asia". Pada perhelatan kali ini dipilih 15 proyek dokumenter yang mendapatkan dukungan kolaboratif dari kalangan industri dan akademisi Korea Selatan.Akmal Nasery Basral (Pusan, Korea Selatan)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Poster film Arini. twitter.com
Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian


Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Sumber: Dokumentasi pribadi
Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year


Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Sutradara Edwin, penulis naskah Gina S. Noer, Adipati Dolken, Putri Marino, duo produser Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia, yang membuat film Posesif saat di Bandung, 24 Januari 2017. TEMPO/ANWAR SISWADI
Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.


Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Figur dari film Star Wars dihadirkan dalam New York Comic Con di New York City, AS, 5 Oktober 2017. REUTERS
Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.


Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Seorang pria melihat poster film lama di sebuah bioskop yang tidak terpakai di Al-Ahram, Tripoli, Lebanon, 5 Juli 2017. Kini Qassem Istanbouli mendapatkan dukungan finansial dari kementerian kebudayaan Lebanon, sebuah LSM Belanda dan Amerika Serikat untuk membangun mimpinya. REUTERS/Ali Hashisho
Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada


Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Poster film Pengabdi Setan. imdb.com
Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan


Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Pemeran Film Gerbang Neraka Julie Estelle (kiri), Reza Rahadian (tengah) dan Dwi Sasono (kanan) berfoto bersama saat menghadiri peluncuran film Gerbang Neraka di Jakarta, 13 September 2017. Film Gerbang Neraka akan dirilis secara serentak di seluruh bioskop pada 20 September mendatang. ANTARA FOTO
Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya


Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Ratusan warga keturunan asli Banda melakukan unjuk rasa, di halaman Gong Perdamaian Ambon, 31 Juli 2017. Aksi tersebut dilakukan menyusul pernyataan sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail, Jay Subiyakto yang dianggap menyudutkan warga asli Banda dalam promosi filmya. Foto: Rere Khairiyah
Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.


Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles berakting di film Dunkirk. DAILYMAIL
Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.


Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Aktris Gal Gadot memerankan perannya saat syuting film terbarunya, Wonder Woman. Film ini menceritakan sosok Diana, putri cantik asal Amazon yang dilatih guna menjadi ksatria tak terkalahkan, Wonder Woman. AP Photo
Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.