TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kerap melayangkan teguran ke sejumlah sinetron dan program RCTI.
Sebut saja sinetron Roman Picisan, Cinta dari Surga, dan yang terbaru program Dahsyat, mendapat sanksi diberhentikan sementara selama 3 hari.
Tabloidbintang.com beberapa waktu lalu sempat melakukan wawancara empat mata dengan Direktur Program dan Produksi RCTI, Dini Putri.
Dia mengapresiasi langkah KPI yang meregulasi tayangan supaya tidak berdampak negatif kepada masyarakat.
"KPI itu meregulasi tayangan, itu benar. Kalau memang ada program yang tidak dapat dipertahankan, bisa juga KPI bersikap lebih kencang," kata Dini Putri kepada tabloidbintang.com.
Baca Juga:
Sebagai salah stasiun televisi terbesar di Indonesia yang tayangannya banyak ditonton masyarakat luas dari berbagai usia, Dini Putri mengakui RCTI memang mendapat perhatian serius.
"RCTI itu salah satu TV yang terbesar, coverage paling baik sehingga orang paling banyak ditonton. Kalau ada apa-apa berupa teguran, yang kelihatan RCTI duluan. Rasanya sih seperti itu," terang Dini Putri.
Dia mengapresiasi KPI yang kini menjadi lebih baik dengan tidak langsung menjatuhkan sanksi secara sepihak. Sebelum secara resmi memberikan sanksi, KPI terlebih dahulu berdiskusi dengan pihak stasiun televisi.
"Ada sharing session menurut saya cukup sehat. Kita bisa ketemu dan menjelaskan, jadi tidak langsung disanksi," katanya.
Dini Putri dalam kesempatan itu juga sempat menyinggung wilayah abu-abu. Seperti kata Pe'a dan dodol. Meski kedua kata itu sama-sama berkonotasi jelek, tapi mendapat perlakuan berbeda.
"Ada hal-hal yang kayak abu-abu. Misalnya ngomong pe'a, di salah di sinetron kena. Saya sendiri tidak mengerti apa arti pe'a, tapi mungkin dianggap kasar," katanya.
"Ada juga bilang, 'dodol lo'. Dodol itu kan makanan, itu bisa berarti bloon lo. Tapi bisa tidak kena apa-apa karena itu makanan. Itu kan abu-abu," tandasnya.