TEMPO.CO, Solo - Duduk di ranjang kamar tidur, wajah Waldjinah tampak cukup segar. Nada bicaranya cukup kuat. Tawanya pecah, bahkan sampai terpingkal-pingkal. Jauh berbeda dengan kondisi sepekan sebelumnya. Maestro keroncong itu jatuh sakit. “Kena sakit jantung,” kata penyanyi yang digelari Ratu Keroncong itu, Selasa, 21 Maret 2017. “Rasanya sengkring-sengkring (nyeri).”
Waldjinah yang berusia 72 tahun, belakangan ini memang kerap mengeluhkan sakit. Ia terpaksa harus keluar-masuk rumah sakit. Namun, sakit pada bagian jantung merupakan keluhannya yang pertama kali.
Waldjinah menceritakan, gangguan sakit di bagian dada mulai ia rasakan sejak Senin pekan lalu. Keluarga langsung membawa dia ke rumah sakit. Selama sepekan, Waldjinah berbaring lemah. Ia sempat menginap di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo dan baru tiga hari terakhir berada di rumah.
Saat diperiksa, dokter menemukan adanya penyumbatan di bagian jantung. Pelantun Walang Kekek itu pun harus dirawat di intensive care unit selama empat hari. "Susah, tidak ada yang menemani," kata dia.
Waldjinah yang kerap menyanyikan lagu-lagu karya Ismail Marzuki dan Gesang Martohartono ini bersyukur kondisinya lekas membaik. Dokter mengizinkannya dipindah ke bangsal perawatan. Setelah sepekan di rumah sakit, Waldjinah diperbolehkan pulang.
Ini kali kedua Waldjinah harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo dalam kurun dua bulan terakhir. Bulan lalu, Waldjinah terpaksa dibawa ke sana setelah ia jatuh pingsan. Dokter rumah sakit mendiagnosis kadar gula darahnya turun drastis. "Gara-gara salah minum obat," kata Waldjinah terkekeh.
Ari Mulyono, anak Waldjinah, mengatakan pengobatan ibunya masih bersifat sementara. Waldjinah masih harus menjalani pemeriksaan di rumah sakit yang memiliki peralatan keteterisasi. “Jumlah dan lokasi penyumbatan jantungnya belum diketahui," kata dia.
Ari mengatakan kondisi kesehatan ibunya sudah membaik. “Sudah mau dhahar lumayan banyak," katanya.
AHMAD RAFIQ