Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kagum Cerita Ayah, Presenter Ini Ikut Kelas Fiksi Tempo Institute

image-gnews
Presenter Net TV, Shahnaz Soehartono dan penulis novel Pulang, Leila S Chudori. (Tempo/Larissa Huda)
Presenter Net TV, Shahnaz Soehartono dan penulis novel Pulang, Leila S Chudori. (Tempo/Larissa Huda)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dongeng yang dibacakan oleh ayahnya setiap malam ternyata begitu melekat bagi seorang news anchor  Indonesia Morning Show Net TV ini, Shahnaz Soehartono. Meski ia seorang presenter televisi, tidak melunturkan niatnya untuk menceritakan kembali dongeng-dongeng ayahnya itu. Sejak kecil, Shahnaz dan kakaknya selalu mendengar cerita ayahnya yang seorang pilot itu.

Baca Juga: Pelatihan Tempo Institute 2017 Lebih Berwarna

"Aku bermimpi suatu saat bisa bikin buku dan cerita aku dibaca banyak orang. Enggak harus disukai. Aku suka fiksi karena ayahku juga seorang pendongeng buat aku," ujar Shahnaz seusai menjalani sesi kelas terakhir Klinik Menulis Fiksi oleh Leila S. Chudori di Kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Maret 2017.

Minat menulis Shahnaz sempat tersalurkan saat ia menjadi wartawan Media Indonesia. Saat itu, Shahnaz mengaku senang menuliskan gambaran detail yang terjadi dalam setiap peristiwa yang ia laporkan. Setiap kali menulis, Shahnaz merasa mendapatkan sensasi dan kepuasan yang berbeda dari pada saat ia muncul di televisi.

Shahnaz sejak dua tahun lalu mulai menuliskan kembali dongeng-dongeng ayahnya itu. Menurut Shahnaz, cerita yang disampaikan ayahnya itu mirip seperti kejadian aslinya. Pasalnya, ayahnya itu selalu mengambil karakter yang tak jauh dari lingkunganya. Namun, Shahnaz belum percaya diri untuk membuka  hasil karyanya kepada publik.

Atas dasar alasan itu, Shahnaz akhirnya memutuskan untuk bergabung di sebuah klinik menulis yang dipandu oleh seorang novelis sekaligus wartawati Tempo, Leila S. Chudori. Kebetulan, salah satu novel karya dari Leila S. Chudori berjudul Pulang merupakan kisah yang paling ia sukai.

“Aku berpikir sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya aku tahu guidance-nya dulu. Itu sama halnya waktu aku mau jadi presenter, aku selalu pelajari dulu dari awal,” ujar Shahnaz, yang memulai karier sebagai model, dengan menjadi Pemenang I dalam pemilihan Wajah Femina 2009.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Novel Pulang itu cerita pertama yang buat aku menangis di Starbucks sendirian. Ceritanya mirip aku, kisah anak perempuan yang kehilangan bapaknya. Itu salah satu novel yang punya impact. Aku pikir, kalau aku mau belajar ada baiknya aku belajar sama idola aku,” ujar Shahnaz.

Meski pernah kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), hal tersebut justru tak jadi halangan buat Shahnaz untuk menjajal dunia fiksi. Bahkan, Shahnaz melihat ada korelasi antara konsep visual dengan penyusunan alur menulis. Menurut Shanaz, seluruh visual justru banyak bercerita. Ditambah lagi dengan pengalamannya menjadi seorang reporter dan presenter, hal tersebut menguatkan dia untuk belajar menulis fiksi.

Dalam klinik menulis fiksi tersebut, Shahnaz menulis sebuah kisah bergenre psychological thriller. Lewat karya yang ia tekuni hampir lima pekan tersebut, Shahnaz terkesan dengan pujian dari Leila. Apalagi, cerita pendeknya dinobatkan sebagai salah cerpen terbaik dalam klinik menulis fiksi di Tempo Institute.

Baca Juga: Tempo Institute Tawarkan Beasiswa Pelatihan Rp 164 Juta

"Seru banget selama di kelas," katanya. Selama lima pekan di kelas menulis, Shahnaz mengaku mendapatkan ilmu untuk membuat kerangka sebelum menulis (storyline guidance), mencatat hal-hal kecil untuk ide dalam menulis (journaling), menentukan plot, mengawali cerita (intro), menentukan karakter setiap tokoh, hingga ke deskripsi. Selama ini, Shahnaz mengatakan dirinya tidak pernah berpikir bahwa karakter dalam cerita itu menjadi begitu penting, bahkan untuk pemeran pembantu sekalipun.

“Menulis itu sebuah karya. Itu bikin aku takut terekspose dibanding di depan kamera. Eksposure-nya beda. Di dalam kelas aku merasa seperti ‘ditelanjangi’. karya dibahas rasanya seperti ada ‘adrenalin rush’,” ujar Shahnaz. 

LARISSA HUDA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Buatlah Situsmu Menjadi Ramah SEO

14 Oktober 2022

Buatlah Situsmu Menjadi Ramah SEO

Kementerian Kesehatan mengundang Tempo Institute untuk menggelar pelatihan SEO.


Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

7 Oktober 2022

Baim Wong dan Paula Verhoeven setelah menjalani pemeriksaan soal video prank KDRT ke polisi di Polres Metro Jakarta Selatan, Jakarta, 7 Oktober 2022. Tempo/M. Faiz Zaki
Baim Wong Klaim Konten Prank KDRT-nya tidak untuk Rendahkan Polisi

Baim Wong mengklaim video prank laporan KDRT-nya ke polisi untuk edukasi ke masyarakat


Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

7 Oktober 2022

Pasangan selebriti Baim Wong dan Paula Verhoeven saat tiba untuk memenuhi panggilan terkait video prank lapor KDRT di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat 7 Oktober 2022. Pasangan tersebut datang untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait video prank lapor KDRT ke Polsek Kebayoran Lama. Pemeriksaan ini dilakukan menyusul adanya dua laporan polisi terhadap Baim Wong dan Paula Verhoeven atas dugaan laporan palsu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Baim Wong dan Paula Verhoeven Penuhi Panggilan Polisi soal Video Prank KDRT

Pasangan Baim Wong dan Paula Verhoeven dilaporkan polisi atas tuduhan laporan palsu karena membuat konten prank KDRT


Inilah Daftar 20 Media yang Terpilih Mengikuti Program Akselerasi IMA 2022

6 Agustus 2022

Ilustrasi media online. Kaboompics / Pexels
Inilah Daftar 20 Media yang Terpilih Mengikuti Program Akselerasi IMA 2022

Panitia Independent Media Accelerator (IMA) menetapkan 20 media yang berhak mengikuti pelatihan akselerasi media. Berikut daftar 20 media tersebut.


Tempo Institute dan Lembaga Lain Suarakan Kelompok Marginal Lewat IMA 2022

4 Agustus 2022

Tempo Institute. tempoinstitute.com
Tempo Institute dan Lembaga Lain Suarakan Kelompok Marginal Lewat IMA 2022

Tempo Institute bersama sejumlah lembaga lainnya dalam IMA 2022 menyuarakan kelompok marginal.


Ekosistem Media Digital Tanah Air Belum Ideal Ciptakan Jurnalisme Berkualitas

21 Juli 2022

Ilustrasi media online. Pixabay
Ekosistem Media Digital Tanah Air Belum Ideal Ciptakan Jurnalisme Berkualitas

Sekjen AMSI Wahyu Dhyatmika mengatakan ekosistem media digital di tanah air dipandang belum ideal untuk membangun jurnalisme yang berkualitas.


Tempo Institute Buka Pelatihan Independent Media Accelerator, Berhadiah Ratusan Juta Rupiah

13 Juli 2022

Tempo Institute Buka Pelatihan Independent Media Accelerator, Berhadiah Ratusan Juta Rupiah

Tempo Institute dan beberapa lembaga adakan pelatihan Independent Media Accelerator (IMA). Berikut rincian kegiatan dan link pendaftaranya.


Tempo Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bangka Belitung dan Palu pada Juni 2022

19 April 2022

Uji Kompetensi Wartawan. Foto dok. Tempo Institute
Tempo Gelar Uji Kompetensi Wartawan di Bangka Belitung dan Palu pada Juni 2022

Lembaga Uji Kompetensi Tempo akan menggelar UKW di Bangka Belitung dan Palu pada Juni 2022 nanti. Jika berminat, ini infonya?


Tempo Media Week 2022 Sukses Berkolaborasi di Masa Pandemi

18 April 2022

Direktur Tempo Institute Qaris Tajudin bersama Menaker Ida Fauziah dalam Tempo Media Week 2022
Tempo Media Week 2022 Sukses Berkolaborasi di Masa Pandemi

Menghadapi situasi pandemi yang penuh keterbatasan untuk mengembangkan diri, Tempo Media Week (TMW) hadir kembali


Selain Transformasi Digital, Media Massa Harus Punya Model Bisnis yang Tepat

12 Februari 2022

Ilustrasi koran. Shutterstock
Selain Transformasi Digital, Media Massa Harus Punya Model Bisnis yang Tepat

Berkembangnya teknologi digital menuntut media massa melakukan inovasi dengan mencari model bisnis yang tepat dan melakukan transformasi digital.