Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Goresan Mata Batin

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Hamparan biru syahdu memenuhi bingkai. Warna putih menyeruak, mencoba menyatu membentuk balok-balok tidak beraturan. Kristal-kristal putih berserakan di dasar bidang.Hening Biru di Utara Kutub adalah judul lukisan akrilik pada kanvas itu karya Baron Basuning. Perupa asal Pagar Alam, Sumatera Selatan, itu menggelar pameran lukisan tunggal bertajuk "The Mind's Eye" (Mata Batin) di Hotel Nikko, Jakarta, 18-27 September 2006.Tema Mata Batin diambil sebagai luapan emosi atas budaya hedonisme yang membawa manusia menjadi materialistik. Baron pun mencoba menarik diri sejenak. Melalui Mata Batin, ia mengajak semuanya kembali kepada Yang di Atas bahwa sesuatu itu tidak harus ditempuh dengan uang atau jabatan. "Saya mencoba mencari ruang untuk merenung dalam diri saya," ujarnya.Baron adalah lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta. Pada 1985-1986, ia berkesempatan ikut kapal ekspedisi MS World Discover berkeliling dunia. Pengalamannya menginjakkan kaki di Alaska dan Antartika memberi inspirasi tersendiri baginya, misalnya dalam Hening Biru di Utara Kutub.Dalam pameran kali ini, ia tampil sedikit beda. Ia memberi nuansa baru dengan lukisan "balok". Sebelumnya, ia terbiasa dengan lukisan "lingkaran". Di sini, sapuan cat membentuk kotak-kotak tidak beraturan mendominasi karyanya. Ini merupakan pencapaian terbaru perupa kelahiran 1963 itu.Kurator pameran, Chandra Johan, menilai karya Baron Basuning cenderung lebih cerdas dalam mengeksplorasi warna. Ia berani bermain dan membenturkan warna. Dengan teknik tertentu, warna-warna itu kadang tersaput warna lain secara gradual, membentuk suatu dimensi akan ruang.Umumnya, warna gelap digunakan untuk mengunci dan meredam bidang atau warna lain. Sehingga sapuan bidang warna yang melebar dan spontan bisa menggambarkan kedalaman, terutama karena ia membiarkan celah-celah ruang yang tersaput warna tipis yang menggambarkan perasaan akan alam.Pengamat seni rupa Bambang Asrini Widjanarko melihat lukisan Baron kali ini bergeser membentuk konstruksi pesan yang lebih mudah dideteksi secara optis. Dan muaranya adalah keprihatinan terhadap mundurnya nilai-nilai kemanusiaan di negeri ini. Karya-karyanya dalam pameran kali ini banyak bertutur melalui lambang, figur, atau simbol yang asosiatif, meski hanya pada seri tertentu. Bidang kanvas menjadi jagat tanda-tanda visual yang secara bersama bertumbukan, berinteraksi, dan berasosiasi melahirkan simbol baru.Lukisan berjudul Mata Batin, misalnya, mempresentasikan citra bulatan-bulatan besar dalam empat panel kanvas. Lingkaran berpusar itu kerap berubah warna. Kadang sama sekali monokrom, sesekali berbaur dengan warna lain. Juga kadang berdiri menjadi obyek seimbang dalam ruang sentral kanvas atau terbelah menyuruk dalam kisi-kisi kanvas, menyempit, atau sebaliknya: membesar.Bulatan itu bisa saja mewakili simbol polisemik atau obyektif dengan multitafsir atas pesan yang ingin disampaikan. Misalnya mengasosiasi bentuk mata besar atau lingkaran yang terkonsentrasi seperti terowongan yang mengajak masuk ke dalamnya. Mungkin terowongan itu adalah metafor atas lorong nuraninya.Lihat pula lukisan Brantas Lapindo Brantas. Di sini Baron secara total terjaga atas fenomena di masyarakat, menjadi resah, dan mengkristalkan pengalaman eksternalnya dalam bilik hati sebagai kegundahan estetis. Di sini ia memenuhi bidang kanvasnya dengan blok-blok warna kelabu dan hitam tidak beraturan.Yang jelas, tutur Bambang, ia menyuguhkan isyarat tanda sebuah obyek mandiri yang sangat pribadi, sebagai entitas subyektif dan intimate. Dengan karakter yang ekspresif, ilustrasi latar digarap dengan sapuan bidang warna merata atau bersinggungan dengan warna lain di dalam kanvas, dengan torehan roll dan demonstrasi sabetan kuas.Ia bermain serta berdialog, dan secara emotif meleburkan ingatan bawah sadar serta keterjagaan rasio, menyatu membentuk obyek.RETNO SULISTYOWATI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.