TEMPO.CO, Jakarta - Suasana pengumuman pemenang Academy Award ke-89 di Hollywood Dolby Theater, California, Amerika Serikat, Ahad, 26 Februari 2017, waktu setempat atau Senin pagi waktu Indonesia, sontak ramai. Aktor dan aktris gaek Warren Beatty dan Faye Dunaway mengumumkan La La Land sebagai film terbaik. Kru dan pemain pun kemudian hadir ramai-ramai ke panggung.
Baca juga
Aktor Muslim Pertama Peraih Oscar
Damien Chazelle Sutradara Termuda Peraih Oscar
Pidato juga sudah diucapkan salah seorang produser La La Land, Fred Berger. Namun tiba-tiba produser lain film itu, Jordan Horowitz, menuju mikrofon dan bicara. Dia memperlihatkan isi amplop bahwa pemenang Oscar adalah Moonlight. Sontak hadirin sangat terkejut dan heboh. “Ini bukan lelucon, Moonlight film terbaik,” kata Jordan.
Ternyata, pemain film Bony and Clyde itu, yang mengumumkan La La Land sebagai film terbaik, membaca amplop yang salah. Harusnya, amplop tersebut untuk kategori aktris utama. Mereka keliru menerima amplop dari panitia. Pembawa acara Oscar, Jimmy Kimmel, pun menjelaskan bahwa ada kekeliruan. Akuntan yang bertanggung jawab untuk acara ini, PriceWaterhouseCooper, telah meminta maaf atas kejadian tersebut.
Insiden ini seperti mengulang apa yang terjadi saat puncak Miss Universe 2015. Kala itu, host menyebut pemenangnya Miss Kolombia, Ariadna Gutierrez. Dua menit kemudian, host meralat dan mengatakan pemenang adalah Pia Alonzo Wurtzbach dari Filipina. Padahal mahkota telah disematkan pula ke Miss Kolombia.
Ya, film terbaik peraih Oscar kali ini adalah Moonlight. Film yang berkisah tentang seorang remaja Afro Amerika yang mencari jati diri dan tumbuh dalam lingkungan yang keras Miami ini memang pantas menjadi pemenang. Film tersebut menyabet tiga dari lima nominasi, yakni penghargaan untuk kategori film terbaik, aktor pendukung terbaik, dan film dengan skenario adaptasi terbaik. Sebelumnya, film ini pun diganjar penghargaan untuk kategori film drama terbaik dalam Golden Globe 2017.
Film ini seperti mengetengahkan situasi sekelompok minoritas yang selalu mendapat kekerasan, di-bully, serta hidup di tengah kriminalitas dan rasisme—seperti situasi saat ini di berbagai belahan dunia. Aktor pendukung terbaik film ini, Mahershala Ali, adalah aktor pertama muslim yang merebut Oscar. Kemenangan ini seperti menyindir kebijakan Presiden Donald Trump yang dinilai rasis dengan melarang warga tujuh negara mayoritas muslim masuk Amerika.
Sepanjang perhelatan acara yang disiarkan langsung oleh HBO ini, kritik atas ucapan dan kebijakan Trump terus disampaikan para insan perfilman di panggung. Bahkan sejumlah selebritas dunia mengenakan pita biru yang dipasang pada pakaian mereka. Pita biru ini digunakan untuk mendukung organisasi American Civil Liberties Union atau kelompok Pendukung Kebebasan Hak Sipil Amerika Serikat.
Kritik keras juga disampaikan sutradara film Salesman, film terbaik untuk kategori film berbahasa asing, Asghar Farhadi, dari Iran. Farhadi memilih tak hadir dalam acara itu. Piala diterima dan pidatonya dibacakan astronaut Iran, Anousheh Ansari. “Ketidakhadiran saya tak lain untuk menghormati orang-orang dari negara saya dan negara lain yang telah tidak dihormati oleh hukum yang tidak manusiawi, melarang imigran masuk Amerika.”
Selain Moonlight yang bersinar dan menjadi pembuktian Oscar yang lebih beragam, film besutan Damien Chazelle, La La Land, memborong enam piala dari 14 kategori nominasi. Rekor sebanyak ini dulu pernah diraih film All About dan Titanic, yangbahkan akhirnya memborong 11 piala. Film yang dibintangi Ryan Gosling dan Emma Stone ini adalah film ke-11 yang merebut piala sebanyak itu sepanjang perhelatan bergengsi tersebut. Sang sutradara, Damien Chazelle, juga sutradara termuda, 32 tahun, yang meraih Piala Oscar.
La La Land sudah banyak diprediksi dan diunggulkan setelah merebut tujuh piala di Golden Globe 2017 dan empat piala di Bafta 2017. Para hadirin Hollywood Dolby Theater dan di Hotel Four Season, Jakarta, yang mengikuti siaran langsung dari HBO Asia berteriak senang ketika film ini menyabet banyak piala, meski agak kecewa ketika batal menjadi film terbaik.
Beberapa film seperti Hacksaw Ridge, Manchester by the Sea, Fences, Suicide Squad, serta Fantastic Beasts and Where to Find Them juga disebut dalam beberapa nominasi. Namun mereka akhirnya hanya meraih masing-masing satu-dua piala.
Sutradara Mira Lesmana menilai hasil pemilihan dari para anggota Academy Award selalu ada nuansa politis yang terpengaruh dari kampanye film itu sendiri serta situasi di Amerika Serikat dan dunia. ”Jadi, selain penilaian artistik, juga pertimbangan politis.”
Baca juga: Emma Stone Meraih Predikat Aktris Terbaik Piala Oscar 2017
Menurut dia, politik Trump dan Hollywood yang tidak mendukung Trump mempengaruhi pilihan film yang dibela atau diperjuangkan. Khusus untuk film terbaik, Mira berpendapat, ”Film ini bertema homoseksualitas yang pasti lebih bermakna secara konten ketimbang La La Land.” DINI TEJA | SITA P. | DIAN YULIASTUTI