Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alunan Magis Gendang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Perlahan Dewi Anjani melangkah menuruni tangga. Kedua tangannya memegang erat sebuah nampan berisi alat pemukul gong. Dewi, yang diyakini masyarakat suku Sasak sebagai simbol penguasa Gunung Rinjani, turun dari altar, menuju kereta kencana.Sang Dewi ditemani sembilan Putri Rinjani. Dengan menggunakan kereta kencana masing-masing, para dewi akan meluncur kembali ke kahyangan. Tapi kereta mereka tak bisa terbang. Puluhan prajurit dan dayang-dayang pun disiapkan untuk mengusungnya menuju peraduan.Sendratari Dewi Anjani itu mengakhiri upacara Peras Gong, sebuah ritual memohon keselamatan dan kelancaran kepada Sang Hyang Widhi atas acara yang akan diselenggarakan.Siang itu, Minggu lalu, sebuah perhelatan akbar memang digelar: Dji Sam Soe Festival Kolaborasi Gendang Beleg dan Bala Ganjur di Stadion GOR Turida Cakra Negara, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Acara ini melibatkan 5.500 sekehe (pemukul gendang) dari berbagai sanggar kesenian lokal.Upacara Peras Gong dipimpin Suparjo, seniman yang juga tokoh masyarakat setempat. Di altar, ia memulai dengan berdoa, menyiram gong dengan air kendi, kemudian menaburkan beras kuning. Gong pun ditabuh, pertanda dimulainya festival yang menyedot perhatian penduduk dari segala penjuru Lombok itu.Ritual ini, menurut Suparjo, biasa dilakukan di setiap acara yang menggunakan gamelan, terutama di daerah Lombok Selatan. Sebelum ditabuh atau dimainkan, gamelan harus diperas terlebih dulu. Peras artinya memohon kepada Sang Hyang Widhi. "Fungsi pokoknya hanya itu, memohon kepada Tuhan supaya lancar. Tanpa upacara ini, rasanya tidak pas, kurang santun, karena barang itu dipelihara dan dijaga," tutur seniman gamelan Sasak itu.Bertajuk "Indahnya Kebersamaan," festival gendang ini mengawinkan dua budaya sekaligus, yakni budaya Sasak--melalui gendang beleg--dan budaya Bali--dengan gendang bala ganjur. Acara ini memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia. Tahun lalu perhelatan serupa memecahkan rekor dengan melibatkan 4.000 pemukul gendang.Gendang beleg adalah gendang berukuran besar, lebih besar daripada gendang pada umumnya. Gendang itu ditabuh dengan alat pukul yang terbuat dari rotan. Gendang diikat dengan tali yang dikalungkan di leher dan penabuh memainkannya sambil menari dengan gerakan sederhana. Alat musik ini dibuat dari jenis kayu yang ringan (seperti kayu randu) dan kulit kambing.Gendang beleg telah ada sejak zaman Kerajaan Sileparang, Lombok. Dulu alat ini ditabuh untuk mengantar prajurit yang hendak bertempur ke medan perang atau menyambut prajurit kembali dari perang. Alunannya magis dan membangkitkan patriotisme. Biasanya gendang itu dimainkan dengan seperangkat alat gamelan.Sekarang alat musik ini tetap sering ditabuh untuk acara seperti menyambut kedatangan tamu-tamu besar dan upacara Sorong Serang untuk mengiring pengantin.Sedangkan bala ganjur, yang berasal dari Bali, dimainkan ketika berlangsung upacara keagamaan masyarakat Hindu, misalnya mecaru, yakni upacara persembahan terhadap Buta Kala, dan upacara taur agung. Alunan atau kegaduhan yang ditimbulkan bala ganjur diyakini bisa mengusir Buta Kala. Alat musik ini telah ada sejak dulu, tapi populer di Bali pada saat Gong Gebyar sekitar 1915.Bala ganjur berbahan dasar kayu nangka dan kulit sapi. Biasanya dimainkan bersama satu set gamelan yang terdiri atas sepasang gendang lanang, sepasang gendang wadon, sepasang gong (lanang dan wadon), petuk, kempur, cakep ceng-ceng, tunggoh reong, ponggang, dan bebende.RETNO SULISTYOWATI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

25 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.