Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teater Warna

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sebidang kanvas ukuran sedang (120 x 270 sentimeter) penuh dengan tempelan potongan koran. Sebagian besar adalah kliping tentang iklan kendaraan pada 1940-1960-an. Ada sepeda kumbang Sterzi model terbaru keluaran 1957, 4 tak, 55 cc. Ada juga guntingan Madjalah Tahunan Sin Tjun nomor 3 tahun 1958. Di situ tertera: Rp 10,-Di bidang kanvas lain, ditempel foto Presiden Sukarno bersama Mao Tse Tung, pemimpin Pasukan Merah Cina. Di dekatnya ada guntingan koran bertulisan "Lukisan-lukisan untuk Presiden Sukarno dan Mao Tse Tung". Selain itu, ada foto-foto Presiden dan mantan Presiden Indonesia, mulai Sukarno, Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.Beberapa bagian kliping koran itu ditindih dengan cat akrilik warna kuning kecokelatan, sehingga tidak menutup tulisan yang ada. Jas Merah, judul lukisan akrilik di atas kanvas itu, adalah karya Giri Basuki. Perupa asal Boja, Kendal, Jawa Tengah, itu sedang menggelar pameran lukisan tunggal bertajuk "The Power of Transparency: Jas Merah" di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 2-12 September 2006.Giri adalah perupa otodidak. Ia sempat kuliah di IKIP Jakarta Jurusan Seni Rupa hingga delapan tahun, meski akhirnya tidak tamat. Namun, berbagai penghargaan dikantonginya, antara lain menjadi pemenang lomba poster hak asasi manusia yang diselenggarakan Lembaga Studi dan Advokasi Hak Asasi Manusia, Jakarta, 1997. Ia juga juara pertama display pameran pariwisata se-Jawa Barat, 1994.Jayagiri Basuki, nama lengkap pria kelahiran 11 Maret 1969 itu, mengawali kariernya di bidang seni teater. Ia adalah anggota Teater Koma angkatan VI. Di teater ini, selain belajar berakting, Giri terlibat dalam penataan artistik pentas. Ia melukis layar pentas dengan warna dan bentuk yang sudah didesain oleh penata artistik. Salah satu karyanya adalah tata artistik pentas Teater Koma berjudul Samson Delila pada 2000.Pada pameran kali ini, yang berbeda adalah karya mix media. Giri mencoba menampilkan bidang transparan (terbuat dari flexiglass) di atas kanvas, tapi tidak menumpuk rapat. Sedikit ruang disisakan di antara kedua bidang. Bidang transparan dikaitkan di sisi kanan-kiri kanvas.Karya-karya jenis itu antara lain tampak dalam lukisan berjudul The Power of Life, Because of You, New Day, Restu Bumi, dan No Name. Dalam Because of You, kanvas dipenuhi dengan belantara warna biru dan sedikit putih di bagian bawah. Sedangkan di bidang transparan, beberapa warna seperti dicipratkan tidak beraturan.Kurator pameran, Chandra Johan, menilai tesis yang disuguhkan Giri adalah totalitas permainan ruang dan bidang. Pertautan antara perasaan dan pikiran dituangkan lewat sapuan kuas yang spontan. Cipratan warna melesat di satu sisi dan pembentukan bidang transparan yang membangun ruang antara.Lukisan di kanvas menyarankan perasaan lirisnya, sedangkan permukaan flexiglass--yang menembus ke bagian kanvas--seolah mengontrol luapan emosi. Ini mengingatkan pada dualisme kehidupan yang senantiasa kontradiktif: liris dan logis, lembut dan keras, kuantitas dan kualitas, serta masif dan transparan.Seniman Nano Riantiarno pernah membuat catatan dalam pameran tunggal I Giri pada 2004. Menurut dia, Giri memanfaatkan kekuatan akrilik sebagai medium ekspresi. Ia juga mengandalkan kekuatan totalitas dan warna. Imajinasinya yang liar melahirkan keindahan yang unik.Warna yang dilaburkan pada kanvas seketika menciptakan ruang imajinasi nyaris tak terbatas, seperti menikmati sebuah pentas, bahkan berada di dalamnya. "Sebuah teater warna yang meruang," ujarnya.Retno Sulistyowati
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.