TEMPO.CO, Kuta Selatan - Ungasan dan Kelan, dua desa adat di Kabupaten Badung, Bali, mengadakan konser mini menolak reklamasi Teluk Benoa. Dua desa adat yang berbatasan langsung dengan Teluk Benoa itu termasuk dalam 39 Desa Adat Pasubayan Tolak Reklamasi.
Konser mini di Ungasan dimeriahkan oleh musikus dan seniman yang menentang rencana proyek reklamasi PT. Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI), jaringan bisnis milik taipan Tomy Winata. Grup musik yang tampil The Hydrant, Jangar, White Rose, Riddim Killah Soundsystem, Ulu Roots dan Feels Like Hero. Konser mini juga dihibur penampilan grup lawak Bondres Temuyuk Mekuris: Inguh dan Lenju.
Kepala Desa Ungasan I Made Kari mengatakan konser mini membawa semangat perlawanan generasi muda dalam bentuk pentas kesenian. "Penyampaian aspirasi bukan hanya dilaksanakan di jalan. Tetapi banyak cara yang bisa disampaikan dan dilaksanakan seperti acara ini," katanya di Desa Adat Ungasan, Sabtu, 7 Januari 2017.
Pada Minggu, 8 Januari 2017 konser mini di Desa Adat Kelan menghadirkan Parau, The Bullhead, Ray Peni, Rastafara-Cetamol, Superman Is Dead. Ada juga pentas kesenian tari Genjek yang ditampilkan oleh Forum Pemuda Kelan. Konser mini di Desa Adat Kelan ditutup dengan penampilan dari DJ Anom dan DJ Kin-Kin.
Bendesa Adat Kelan I Made Sugita mengatakan penolakan reklamasi Teluk Benoa akan terus disuarakan oleh rakyat adat. "Saya yakin tidak ada yang abu-abu. Singkirkan investor dan makelar yang masuk ke Bali," katanya. "Muda-mudi mampu membuka pikiran apa yang kita dapatkan dari Bali selama ini tidak perlu reklamasi."
Desa Adat Kelan pada 6 Agustus 2013 menyatakan sikap menolak reklamasi yang berkedok revitalisasi di Teluk Benoa. Koordinator Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI) I Wayan 'Gendo' Suardana mengatakan konser mini di Kelan membawa ingatan perlawanan yang dipelopori desa adat.
"Kita berpijak pertama kali. Kita diajak ke empat tahun yang lalu sebagai saksi hidup perlawanan berdiri di wantilan Desa Adat Kelan ini," ujarnya.
Drummer Superman Is Dead Jerinx mengatakan perlawanan lewat pentas kesenian menjadi sebuah dinamika perjuangan. "Kita tidak boleh bosan untuk terus berjuang. Pihak-pihak investor atau yang pro reklamasi akan terus mencari cara untuk memuluskan rencananya," kata Jerinx di sela konser mini di Kelan.
BRAM SETIAWAN