Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Potret Bali

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Seorang pria sibuk mengikatkan keranjang ke kayu pikulan. Satu keranjang lain telah rapi dipasang. Dua keranjang dalam kayu pikulan yang sama akan dipakai untuk mengangkut garam yang telah dikeringkan di bawah sinar matahari.Rumah Garam, itulah judul lukisan akrilik di atas kanvas karya Kan Kulak, seniman Bali asal Peliatan, Ubud. Itu salah satu lukisan yang dipamerkan di Graha Tirtadi, Jalan Raden Saleh, Jakarta, 23 Agustus-3 September 2006.Selain Kulak, pelukis lainnya Dewa Gede Ardhana, Eddy Juana, Moelyoto, Priyo Handoko, Sudaryono, Uki Sukisman, Wiekasno, dan Lilian Liew. Sesuai dengan kegiatannya, kelompok ini diberi nama On the Spot Group. Tak semua pelukis itu datang dari Bali. Ada yang berasal dari Jawa dan Jakarta. Lilian bahkan berasal dari negeri tetangga, Malaysia.Selama enam bulan terakhir, Kulak bersama delapan seniman lain melakukan perjalanan keliling Bali untuk melukis secara langsung/spontan. Kegiatan itu mereka namakan Bali On the Spot. Berbagai tempat mereka singgahi, dari pura, pantai, pasar, sawah, hingga perkampungan penduduk. Puluhan lukisan dihasilkan, 30 buah di antaranya dipamerkan.Untuk melukis langsung itu, dibutuhkan teknik tersendiri. Di sini, menurut salah seorang pelukis, Sudaryono, pelukis harus mampu mengabadikan obyek secara langsung dalam waktu relatif singkat. Obyek yang terus bergerak harus cepat ditangkap dan diendapkan. Pasalnya, bila ditunda, pelukis bisa terganggu oleh rasa lelah atau stres karena perjalanan menuju lokasi. "Jadi harus betul-betul fit," kata Sudaryono.Kelemahannya, pria kelahiran Yogyakarta pada 1952 ini melanjutkan, antara lain gangguan cuaca dan memakan waktu lama. Misalnya ada informasi tempat tertentu yang menarik untuk dilukis. Meski tidak terlalu jauh, perjalanannya bisa jadi lama karena jalan rusak. Itu belum lagi jika hujan turun deras ketika mereka tiba di lokasi.Mereka mengutamakan memilih obyek lukisan berupa tempat atau obyek yang belum pernah atau jarang dilukis perupa lain. Pura misalnya, mereka mencoba menghindari pura terkenal yang sudah banyak dilukis, seperti Pura Besakih. Dan pilihan mereka jatuh pada Pura Kehen di Bangli.Pura terbesar kedua di Bali itu memiliki keunikan tersendiri. Arsitektur bangunan dan patung-patung yang sulit digambar menjadi tantangan bagi para pelukis itu. "Kami selalu mencari tantangan obyek yang sulit sehingga obyek yang dipilih tidak hanya menarik, tapi juga mengandung unsur tantangan," kata dia.Untuk pantai, mereka memilih Tanah Lot. Obyek ini sebenarnya telah ribuan kali dilukis, tapi On the Spot Group merasa tertantang membuat sesuatu yang berbeda. Mereka harus mengambil dari sudut pandang lain yang tidak biasa dibuat pelukis kebanyakan.Tanah Lot memiliki deburan ombak yang menarik, pura, dan bukit di belakangnya. Pelukis tinggal memilih, mana yang akan diutamakan. Sudaryono sendiri tertarik pada kegarangan cuaca yang menimpa Tanah Lot. "Tonggak keindahan alam yang terkenal ini nantinya akan habis juga karena disisir ombak setiap hari."Potret sisi-sisi lain alam Bali ini sengaja diabadikan dalam bentuk lukisan. Ini sebagai wujud keprihatinan mereka atas kondisi Negeri Dewata yang banyak dikuasai para investor. Akses menuju Dream Land misalnya, telah dimiliki swasta.Di tempat itu telah dibangun lapangan golf lengkap dengan danau dan kolam-kolam. Sehingga, untuk menuju tempat itu, harus menembus birokrasi perizinan yang tidak mudah. "Besok, kalau saya kembali lagi, mungkin sudah tidak bisa masuk lagi," dia mengeluh.RETNO SULISTYOWATI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.