TEMPO.CO, Jakarta - Pianis jazz muda asal Indonesia, Joey Alexander, kembali menjadi nomine Grammy Awards 2017 untuk kategori improvised jazz solo. Joey yang kini berusia 13 tahun disebut-sebut sebagai nomine terkuat untuk menyabet piala Grammy Awards 2017, lewat lagu Countdown.
Musikus Asia lainnya yang menjadi nomine Grammy Awards 2017 adalah pemain selo Yo-Yo Ma yang sudah mengoleksi 16 piala Grammy. Kali ini dia mendapatkan dua nominasi berkat kolaborasinya dengan Silk Road Ensemble dan rapper Brandon Paak Anderson.
I'll Sleep When I'm Dead, sebuah dokumenter tentang musikus Steve Aoki, juga menjadi nomine Grammy untuk kategori film musik terbaik.
Joey Alexander mulai mencuri perhatian musikus dunia setelah videonya beredar luas di YouTube. Setelah menyaksikan video tersebut, musikus jazz terkenal Whynton Marsalis mengundang Joey Alexander untuk tampil di acara jazz at Lincoln Center pada 2014. Marsalis dengan anggota lain dari komunitas jazz juga disebut sebagai aktor yang membantu Alexander.
"Saya adalah musikus otodidak," kata Alexander saat diwawancarai oleh NBC News pada 2014 seperti dikutip dari Nbcnews.com, Kamis, 8 Desember 2016.
Album pertama Joey yang dirilis pada 2015, My Favorite Things, sukses bertengger di urutan 174 tangga lagu Billboard. Walhasil, Joey menjadi musikus Indonesia pertama yang masuk tangga lagu dunia bergengsi itu.
Penampilan Alexander pada Grammy Awards tahun 2016 mengundang decak kagum dan membuatnya mendapatkan standing ovation dan membuat dia menjadi bintang di malam itu.
Sayangnya, Joey Alexander yang jadi nomine untuk kategori best improived jazz solo dan best jazz instrumental album gagal membawa pulang satu pun penghargaan Grammy Awards 2016.
Sekalipun tidak berhasil membawa pulang penghargaan Grammy, Joey Alexander sudah memukau dunia musik, khususnya di antara musikus-musikus ternama dunia, dengan dua kali penampilannya di panggung Grammy.
NBCNEWS | DWI HERLAMBANG ADE | N.N.