Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merdeka dalam Guyonan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Di sebuah kawasan kumuh Yogyakarta, seorang anak terbangun dari tidurnya yang lelap. Dengan wajah ceria, ia menyongsong hari baru di suatu pagi pada Agustus. Kostum tidurnya pun tampak formal, seragam sekolah dasar. Hari ini adalah waktu baginya untuk melaksanakan sebuah cita-cita mulia, melakukan upacara bendera.Sayang, tak seorang pun mengindahkan keinginannya. Sang ibu, yang sibuk menggendong bakul berisi sayuran, justru menghardik. "Ngapain upacara segala, kayak nggak ada kerjaan saja," sembur sang ibu. Anak itu tak putus asa. Ia mengajak siapa pun bergabung, termasuk tokoh Semar, yang bolak-balik masuk WC umum. Semar pun menolak ajakan upacara.Kisah itu meluncur dalam pertunjukan Merdeka Secara Jenaka oleh Orkes Sinten Remen pimpinan Djadoek Ferianto di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, 18 dan 19 Agustus malam lalu. Meski membincangkan kontekstualisasi kemerdekaan, acara ini dikemas secara ringan dan cair dalam balutan guyonan khas Jawa. Sindiran dan kritik terhadap berbagai pihak pun muncul dalam format jenaka. Masalah uang pesangon untuk korban gempa sebanyak Rp 30 juta yang hingga kini tak kunjung jelas juga dimunculkan. Di atas panggung, terdengar siaran dalam bahasa Jawa dari Radio Republik Sinten Remen Indonesia (RRSRI) yang menyampaikan rencana pertunjukan wayang kulit bertajuk Batara Kala Nguntal 30 Juta. Penonton pun terbahak-bahak.Adegan ini masih berlanjut. Mendengar siaran tersebut, tokoh Pakde Susilo, yang diperankan Susilo Nugroho (hampir identik dengan peran Den Baguse Ngarso yang dimainkannya dalam serial Mbangun Deso), pun nyeletuk bahwa uang para korban pengungsi akan diberikan dalam bentuk yen. "Yen... ono (kalau ada)," katanya. Dan penonton pun kembali terbahak-bahak, meski mungkin dengan perih di hati. Maklum, hampir 90 persen anggota Sinten Remen adalah korban gempa. "Bahkan hingga kini, masih banyak anggota kami yang harus membenahi rumah, terutama mentalnya," kata Djadoek kepada Tempo seusai pertunjukan, Jumat malam lalu.Pertunjukan dengan sutradara Agus Noor ini dikemas dalam tontonan yang menggabungkan berbagai unsur, di antaranya musik, nyanyian, dan teater. Tentu saja para awak Orkes Sinten Remen menjadi pendukung utama. Selain itu, hadir pelawak kondang asal Yogyakarta, seperti Joned dan Mbok Beruk. Artis sinetron Rieke Dyah Pitaloka pun turut memeriahkan acara, meski di atas panggung dia tak terlalu banyak memberi kontribusi berarti. Djadoek juga mengajak seorang pengamen kendang terkenal di Yogyakarta, Sujud Sutrisno. Dan tak ketinggalan kakak kandung Djadoek, Butet Kertaradjasa, yang berperan sebagai Semar.Selain banyolan, pertunjukan berdurasi sekitar dua jam ini menampilkan 13 tembang dari album terbaru Sinten Remen yang bertajuk Maling Budiman. Setiap lagu yang akan dibawakan selalu diantar dengan canda dan guyonan. Misalnya, kisah perempuan yang kehilangan celana dalamnya. Karena tak bisa membeli lagi, ia pun kebingungan setengah mati mencari celana dalam itu dan kemudian dinyanyikan dalam lagu Celana Dalammu.Konsep pertunjukan ini memang diakui Djadoek sebagai upaya memaknai kemerdekaan dari perspektif yang berbeda. "Pertunjukan ini pada dasarnya sebuah olok-olok untuk diri kita sendiri. Bagaimana pula kita memaknai kemerdekaan dan upacara yang telah menjadi sekadar rutinitas," Djadoek menegaskan. Sebanyak 40 orang turut ambil bagian dalam pertunjukan yang prosesnya digarap selama satu setengah bulan itu. Meski secara keseluruhan menyegarkan, kelemahan masih muncul di sana-sini, terutama pada bagian sound. Pada beberapa lagu di bagian akhir, sound muncul-tenggelam sehingga mengganggu kenikmatan penonton. Hal ini juga diakui oleh Djadoek. "Berhubung dana dan waktu kami terbatas, kami membawa sound sendiri. Memang hasilnya tidak terlalu menggembirakan," katanya. Melihat antusiasme penonton yang memadati ruang pertunjukan, rencananya Sinten Remen akan menggelar pertunjukan serupa di berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur. SITA PLANASARI A
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.