TEMPO.CO, Kediri - Rencana pemindahan jasad Tan Malaka oleh keluarganya ke Sumatera Barat diprotes masyarakat Kediri, Jawa Timur. Sejumlah seniman menggelar aksi teatrikal di lereng Gunung Wilis, menggambarkan keinginan mereka mempertahankan makam Tan Malaka yang terletak di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Rabu, 23 November 2016.
Para seniman dari kelompok teater Adab itu menari teatrikal seolah bersusah payah mencapai makam Tan Malaka. Melewati jalanan berbatu yang curam, seniman yang juga mahasiswa Universitas Negeri PGRI Kediri ini memperagakan tarian kontemporer dan pembacaan puisi bertema “Yang Terlupakan”.
Di tempat sunyi yang jauh dari permukiman dan akses jalan desa, empat seniman, yakni Muksin Kota Al Florezy, Gayatri, Ratungga, dan Ike Miranti, mengekspresikan kesedihannya di pusara Tan Malaka. Di sela gerak tari dengan balutan busana merah, putih, dan hitam, Ike Miranti membacakan bait-bait puisi tentang Tan, “Tan, apa kabarmu di sana?"
Baca juga:
Hasil Tes DNA Tan Malaka Disembunyikan?
Risma Ulang Tahun ke-55,Wali Kota Surabaya Ini Dapat Kejutan
Selama sekitar enam menit tiga mahasiswi ini melakonkan teatrikal tanpa penonton. Sebab, letak makam Tan di dasar lembah Gunung Wilis hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Muksin, yang juga kreator pementasan itu, mengatakan aksi tersebut adalah ekspresi kegelisahan dan kesedihan mereka terhadap kondisi jasad Tan Malaka. Sebagai orang yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia, Tan Malaka tak mendapatkan penghargaan dari negara, sehingga jasadnya terkubur bertahun-tahun di pelosok desa tanpa perawatan yang layak.
Dia mengaku keberatan jika jasad tersebut akan dipindahkan ke Sumatera Barat. Alasannya, pemindahan akan memutus sejarah perjalanan Tan Malaka yang berakhir di Kediri. “Biarlah jasad ini berada di Kediri, seperti kematiannya. Namun sosok Tan Malaka milik bangsa Indonesia,” ujar mahasiswa asal Flores ini.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Kediri Haris Setiawan belum memberikan sikap resmi atas rencana pemindahan makam Tan Malaka. Sebab, kata dia, Pemerintah Kabupaten Kediri belum menerima pemberitahuan langsung dari Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota yang berencana membawa pulang jasad Tan Malaka. “Belum ada permintaan resmi dari sana,” ucap Haris.
HARI TRI WASONO