Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasar Baru Film

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2006 telah mencatatkan beberapa arti penting. Pertama, inilah pertama kalinya kota di luar Jakarta menjadi tuan rumah ajang festival film internasional semacam ini. Jakarta International Film Festival memang telah mengelilingkan festivalnya ke berbagai kota. Namun, masih ada nama Jakarta yang menyisakan jejak sentralisme. Dalam konteks ini, festival film itu menegaskan Jakarta memang tak pernah menjadi satu-satunya. Catatan kedua, tema sinema di tengah krisis menjadi konteks bagi Jogja-NETPAC Asian Film Festival yang membuat festival ini tak sekadar ajang menonton film, tapi sebuah refleksi kebudayaan yang lebih luas. Tema ini menjadi titik masuk tentang krisis identitas di tengah bencana dan perang yang secara kolektif dialami oleh berbagai bangsa di Asia. Ini menjadi representasi renungan mendalam tentang berbagai krisis yang sedang melanda Asia di tingkat masyarakat dan lemahnya infrastruktur perfilman Asia sendiri.Kelemahan infrastruktur film Asia bisa dipandang dari tiga hal: modal, distribusi, dan apresiasi. Para pembuat film Asia di luar pusat industri arus utama, seperti Hong Kong dan Bollywood, masih dihadapkan pada urusan mencari penyandang dana setiap kali mereka membuat film. Jalur distribusi juga masih lemah bagi film-film Asia non-arus utama untuk saling mempenetrasi pasar. Apresiasi yang rendah dari penonton di kawasan Asia membuat pasar untuk film-film Asia non-arus utama tak berkembang.Akibatnya, tak ada distributor yang berminat pada film-film Asia non-arus utama. Film-film jenis ini justru lebih banyak dilirik oleh distributor Eropa, yang penontonnya lebih apresiatif dalam menerima estetika film-film Asia. Tak aneh jika distributor Eropa bersedia mendanai produksi beberapa pembuat film Asia yang sudah punya pasar yang pasti. Presiden Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2006 Garin Nugroho menyebut keinginan melahirkan distributor film-film non-arus utama Asia lahir dari festival semacam Jogja-NETPAC Asian Film Festival ini.Agar sebuah festival mampu melahirkan distribusi alternatif, ia harus mampu melahirkan standar estetika sendiri. Inilah yang terjadi pada film independen Amerika yang mendapatkan standar estetika melalui festival Sundance. Dari sini, distributor Miramax terangsang untuk menjadikan Sundance sebagai ajang berburu film. Keberhasilan komersial Miramax kemudian ditiru distributor besar dengan membuat sayap akuisisi film independen mereka, sampai akhirnya ada pengakuan pasar, ataupun estetika film independen Amerika lewat berbagai festival bergengsi yang selama ini didominasi oleh film arus utama.Inilah catatan ketiga bagi Jogja-NETPAC Asian Film Festival, ketika festival ini membuka seksi kompetisi sejak penyelenggaraan tahun pertama. Belum tentu standar estetika ini berarti sebuah penyerapan oleh pasar yang luas (mass-market). Tapi adanya standar estetika ini merupakan jalan bagi munculnya pasar terbatas (captive-market) yang penuh apresiasi. Hal terakhir ini sangat penting bagi sebagian kreator sebagai sebuah ukuran keberhasilan tersendiri bagi jenis-jenis karya yang mereka lahirkan.Kelahiran pasar terbatas seperti itu sangat tepat dimulai di kota seperti Yogyakarta, yang punya dukungan komunitas seni (tak hanya film) yang luas dan bersemangat. Pasar terbatas semacam ini bukanlah pasar yang pasif dan datang ke tempat pemutaran untuk mencari hiburan. Mereka adalah konsumen sekaligus produsen karya. Inilah catatan terpenting Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2006. Keberhasilannya merangkul komunitas merupakan sebuah modal sosial yang penting.Jika ada kelemahan dalam teknis penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival, itu menjadi pekerjaan rumah panitia. Persoalan lebih besar justru adalah keberlanjutannya. Tak ada jaminan sama sekali bahwa akan ada Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2007. Tanpa keberlanjutan, sebuah festival film tak jauh berbeda dengan sebuah pesta biasa. Komitmen menjaga keberlangsungan inilah yang justru harus dipelihara. Padahal keberlangsungan dan pemeliharaan memang selalu menjadi soal utama di negeri ini.ERIC SASONO, PENGAMAT FILM
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Philippe Troussier Tersingkir dari Kepelatihan Timnas Vietnam, Berikut Perjalanan Kariernya

10 menit lalu

Philippe Troussier. vnexpress.net
Philippe Troussier Tersingkir dari Kepelatihan Timnas Vietnam, Berikut Perjalanan Kariernya

Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) mengakhiri kontrak pelatih Philippe Troussier pada Senin, 26 Maret 2024


Tim Pembela Prabowo-Gibran: Pemilu Kali Ini Paling Damai

18 menit lalu

Kuasa hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) membacakan pandangan saat Pemeriksaan Persidangan Penyampaian Jawaban Termohon, Keterangan Pihak Terkait, dan Keterangan Bawaslu pada sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Tim Pembela Prabowo-Gibran: Pemilu Kali Ini Paling Damai

Tim Pembela Prabowo-Gibran mengklaim bahwa Pemilu 2024 sebagai yang paling damai.


Tim Hukum Ganjar-Mahfud Sebut Jokowi Lakukan Nepotisme Secara TSM di Pilpres 2024, Bentuknya?

21 menit lalu

Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo berbincang dengan kuasa hukum Todung Mulya Lubis saat mengikuti Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pemilu 2024 atas gugatan Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 360 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 tertanggal 20 Maret 2024, sepanjang mengenai pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 di Gedung Mahkamah Kontitusi, Jakarta, Rabu 27 Maret 2024. TEMPO/Subekti.
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Sebut Jokowi Lakukan Nepotisme Secara TSM di Pilpres 2024, Bentuknya?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi disebut Tim Hukum Ganjar-Mahfud melakukan praktik nepotisme terstruktur, sistematis, dan masif di Pilpres 2024.


Tingkatkan Layanan, KKP Terapkan Sistem Anti Suap

22 menit lalu

Tingkatkan Layanan, KKP Terapkan Sistem Anti Suap

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus berupaya melakukan kegiatan pencegahan korupsi.


Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

29 menit lalu

Peta Distrik Sarmi, Papua. google.com
Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

Yayasan Pusaka mengidentifikasi deforestasi di Papua Januari-Februari 2024 seluas 765,71 Ha meski Indonesia mendapatkan dana dari komunitas global.


Nita Setiawan dan GBI Keluarga Allah Jakarta Berbagi Takjil

31 menit lalu

Nita Setiawan dan GBI Keluarga Allah Jakarta Berbagi Takjil

Sebagai bentuk kepedulian dan empati terhadap sesama di Bulan Suci Ramadhan, Ps. Nita Setiawan dan GBI Keluarga Allah Jakarta menggelar acara Berbagi Takjil di CBD Puri Jakarta Barat pada Rabu, 28 Maret 2024.


Prediksi Puncak Arus Mudik Lebaran di H-2 Idul Fitri, Ini Moda Transportasi Terpopuler

33 menit lalu

Ilustrasi mudik dengan kereta api. TEMPO/Muhammad Hidayat
Prediksi Puncak Arus Mudik Lebaran di H-2 Idul Fitri, Ini Moda Transportasi Terpopuler

Kementerian Perhubungan memprediksi potensi puncak arus mudik lebaran terjadi pada H-2 lebaran atau Senin, 8 April 2024.


KKP Sesuaikan Harga Patokan Pemanfaatan Jenis Ikan

38 menit lalu

KKP Sesuaikan Harga Patokan Pemanfaatan Jenis Ikan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini sedang melakukan penyesuaian harga patokan pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan dibatasi pemanfaatannya.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

39 menit lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Pertamina Patra Niaga soal Kecurangan SPBU KM 42: Sudah Ditera dan Punya Sertifikat

45 menit lalu

Penyegelan pompa ukur bahan bakar minyak (BBM) pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Rest Area KM 42 B Tol Jakarta Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu, 23 Maret 2024. Kemendag.go.id
Pertamina Patra Niaga soal Kecurangan SPBU KM 42: Sudah Ditera dan Punya Sertifikat

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan buka suara soal kecurangan SPBU di rest area KM 42 B Karawang, Jawa Barat.