TEMPO.CO, Jakarta - Evelyn Nada Anjani rutin menjalani suntik hormon pria di Jepang sejak usianya 17 tahun. Namun pada 2015, dia memutuskan menghentikan kebiasaan itu. Perlahan ciri-ciri fisiknya sebagai perempuan, kembali seperti semula. “Hanya satu yang tak bisa berubah, suara. Kalau jakun, ya insya Allah (bisa). Serahkan saja kepada Tuhan kalau itu,” ucapnya.
Kehadiran Aming dalam hidupnya kemudian juga membuat Evelyn pelan-pelan lebih feminin. “Saya mulai memanjangkan rambut. Mulai memakai anting-anting. Mulai memakai kalung,” tambahnya. Ini kehendaknya sendiri, bukan didorong Aming.
Lalu, apakah Evelyn akan memperbesar ukuran payudara? Dia langsung tertawa mendapat pertanyaan itu. “Dari dulu sebelum suntik hormon, payudara saya memang kecil. Suami, sih enggak ada meminta,” jawabnya.
Menurut Aming, ukuran payudara harus sesuai dengan ukuran tubuh. “Haduh, enggak perlu ukuran besar. Ngapain? Hamil juga membesar. Lagi pula, kan tubuhnya kecil, kalau besar enggak proporsional, ah,” kata Aming menimpali.
Evelyn kini merasa hidupnya normal, seperti wanita umumnya. Ia juga mencoba menjalani hidup lebih sehat. “Saya, kan soalnya ingin banget memiliki anak. Saya mau hidup sehat. Kalau enggak ada sesuatu yang berlebihan dalam tubuh kita, seperti misalnya suntik homorn, saya yakin, pasti akan lebih baik buat kesehatan,” katanya lagi.
Bagaimana pendapat Aming tentang pandangan hidup Evelyn saat ini? “Yang penting buat saya, Evelyn bahagia. Sekarang dia mau berbusana seperti ini, silakan. Mau memanjangkan rambutnya, silakan. Lakukan apa yang membuatmu bahagia, saya selalu bilang begitu, karena saya mencintainya tanpa syarat. Saya memberikan kebebasan. Dan saya selalu bilang kepadanya, kalau suami saja enggak komplain, dia enggak perlu mendengarkan apa kata orang lain,” kata Aming.