TEMPO.CO, Jakarta - Leonard Cohen, musikus dan penyair legendaris yang dipuji sebagai seniman paling visioner di generasinya, meninggal pada usia 82 tahun menurut pengumuman humasnya pada Kamis, 10 November 2016.
"Dengan kesedihan mendalam kami menyatakan bahwa penyair, penulis lagu, dan seniman legendaris, Leonard Cohen, meninggal dunia. Kita telah kehilangan salah satu musikus yang paling dihormati dan produktif," demikian pernyataan di laman Facebook Cohen.
Upacara pemakaman Cohen, yang dibesarkan di Montreal tapi tinggal di California hingga akhir hidupnya, dilakukan secara privat menurut pernyataan tersebut.
"Leonard Cohen adalah seorang seniman yang tak tertandingi yang karya-karya orisinal yang diterima bergenerasi penggemar dan sesama seniman," kata Sony Music, yang menaungi karya-karya Cohen, dalam sebuah pernyataan.
Cohen memulai karier sebagai penyair sebelum terjun ke dunia musik, dengan keengganan pada awalnya, dia menulis beberapa lagu yang paling reflektif dalam generasinya, termasuk lagu Hallelujah.
Dia merilis album terakhir berjudul You Want It Darker bulan lalu, bertutur panjang-lebar tentang kematiannya sendiri.
Pada Juli, Marianne Ihlen, perempuan Norwegia yang hidup bersamanya di Pulau Hydra, Yunani, dan menginspirasi dia membuat lagu So Long Marianne, meninggal.
Dalam surat terakhirnya kepada Ihlen yang diungkap oleh seorang teman, Cohen menyatakan "cinta tiada akhirnya" kepada Ihlen. Dia menulis, "Saya rasa saya akan segera menyusulmu."
Para pecinta musik berduka atas kematian Cohen, termasuk Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, yang menyebutnya sebagai salah satu penulis terkemuka di negerinya.
"Leonard, tidak ada penyair dan musikus yang terasa atau terdengar seperti Anda. Kami akan merindukanmu," kata Trudeau dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.
Trudeau mengatakan Cohen akan "dikenang dengan vokal kasar, humor mencela diri, dan lirik menghantui yang membuat lagu-lagunya menjadi favorit abadi bagi banyak generasi."
Wali Kota Montreal Denis Coderre memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di kotanya.
"Malam ini kita kehilangan salah satu duta dan ikon terhebat kita," tulisnya di Twitter.
Puluhan penggemar secara spontan berkumpul di sekitar rumah Cohen di Montreal setelah berita kematiannya, menyalakan lilin dan meninggalkan bunga dan topi tinggi yang kemudian menjadi cirinya.
ANTARA