Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

'Hacksaw Ridge' Mempertanyakan Nurani dan Moralitas Perang  

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Aktor yang memerankan peran Spiderman, Andrew Garfield berpose saat memperomosikan film terbarunya The Amazing Spider-Man 2: Rise Of Electro di Sydney, Australia, (20/3). (Photo by Caroline McCredie/Getty Images)
Aktor yang memerankan peran Spiderman, Andrew Garfield berpose saat memperomosikan film terbarunya The Amazing Spider-Man 2: Rise Of Electro di Sydney, Australia, (20/3). (Photo by Caroline McCredie/Getty Images)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kopral Desmond Thomas Doss (1919-2006) adalah sosok yang unik. Dia satu-satunya prajurit Amerika Serikat yang menolak untuk memegang senjata api dalam Perang Dunia Kedua.

Desmond Doss, yang dalam film "Hacksaw Ridge" diperankan oleh aktor Andrew Garfield, memiliki motivasi religius dan merupakan seorang yang dapat disebut sebagai "conscientious objector".

Berdasarkan penjelasan dari Komisi HAM PBB, "conscientious objector" adalah seseorang yang menyatakan hak untuk tidak melakukan tindakan kemiliteran berdasarkan alasan kebebasan berpikir, nurani, ketidakmampuan fisik, atau karena alasan agama.

"Hacksaw Ridge" yang berdurasi 131 menit itu menelaah mengenai seorang Desmond Doss yang menolak tindakan kemiliteran dalam sebuah peperangan, tetapi malah bergabung dengan Angkatan Darat AS dalam PD II.

Kisah itu berawal saat Desmond kecil yang kerap bermain dengan saudara kandungnya, Harold "Hal" Doss. Dalam sebuah pertengkaran, Desmond sempat menghantam Hal dengan batu berukuran besar dan membuat kepala Hal cidera berat yang dapat mengakibatkannya tewas.

Peristiwa yang traumatis itu sangat membekas pada diri Desmond, terutama setelah dia melihat tulisan mengenai ajaran agama yang berbunyi "Thou should not kill" (Kamu tidak boleh membunuh).

Bertahun-tahun kemudian, Desmond Doss bertemu dengan seorang perawat, Dorothy Schutte (Teresa Palmer) yang bertugas mengambil darah untuk keperluan medis, termasuk untuk merawat prajurit yang bertarung dalam PD II.

Benih-benih cinta bersemai di antara mereka dan mereka juga berencana untuk menikah. Selain itu, Doss juga merasakan bagaimana banyak lelaki di kotanya yang mendaftarkan diri untuk ikut berperang di kubu AS.

Doss juga ingin berkontribusi. Namun karena keyakinannya yang kuat akan perdamaian dan tekadnya untuk tidak membunuh, maka dia mendaftar sebagai kombatan medis.

Setelah mendaftar, Desmond baru mengetahui sebagai seorang prajurit juga harus melalui sejumlah pelatihan dasar untuk berperang, termasuk menembak. Maka, dia menolak untuk mengikuti pelatihan menembak dengan senjata api, sehingga atasannya juga mengirimnya ke klinik kejiwaan.

Doss, setelah diperiksa ternyata tidak terbukti sebagai seseorang yang tidak waras, karena itu dia dapat meneruskan menjadi prajurit medis di kesatuannya.

Atasannya tidak menyukai adanya sosok prajurit yang tidak mau memegang senjata, maka dengan berbagai cara diupayakan agar Doss mau mengundurkan diri. Antara lain dengan banyak menghukum Doss dan teman-temannya.

Hal tersebut juga membuat Doss dikucilkan, bahkan sempat dikeroyok ramai-ramai, tetapi Doss tetap teguh untuk tinggal menjalani pelatihannya.

Puncaknya terjadi saat Doss ingin mengambil jatah cuti beberapa hari, yang dipergunakannya untuk menikah dengan Dorothy. Jatah cuti itu ditolak oleh kesatuannya karena Doss dinilai tidak melewati keahlian dasar bertempur, yaitu bagaimana menggunakan senjata api.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah dipaksa atasannya untuk memegang senjata, Doss tetap menolak dan dia dianggap sebagai pembangkang yang sebagai imbasnya, Doss akan di-mahmil-kan.

Selama dalam kurungan, Dorothy, yang dibawa untuk menemui Doss diharapkan dapat mengubah pandangan Doss. Namun hal tersebut malah meneguhkan Doss untuk berpegang teguh kepada keyakinannya.

Dalam mahkamah militer, Doss terselamatkan karena upaya sang ayah yang meyakini pihak kemiliteran bahwa meski sebagai seorang "conscientous objector", Doss tetap memiliki hak untuk menjadi prajurit dan berperang membela konstitusi AS.

Walhasil, saat diterjunkan ke medan PD II, Doss merupakan satu-satunya prajurit yang tidak memegang senjata. Doss dan kesatuannya diterjunkan ke Okinawa, Jepang, khususnya ke daerah Ngarai Hacksaw ("Hacksaw Ridge"), dalam rangka merebut pulau Okinawa dari tentara Jepang.

Dalam medan pertempuran di Okinawa itu, Doss menunjukkan kepahlawanannya. Bukan dengan banyak menewaskan musuh, tetapi dengan membantu para prajurit yang terluka.

Meski tidak menembakkan satu butir peluru pun dan tidak ada senjata yang dibawa untuk melindungi diri, dia dengan gigih mengobati prajurit terluka. Dan dengan kekuatan fisik yang dimilikinya, dia tidak henti-hentinya bolak-balik menggotong serdadu dari medan terdepan peperangan ke garis belakang.

Dalam film tersebut, peristiwa peperangan yang terjadi antara AS dan Jepang digambarkan secara mendetail dan terperinci oleh sang sutradara, Mel Gibson.

Hal itu tidak mengherankan mengingat Mel Gibson dalam salah satu wawancaranya juga mengatakan bahwa dirinya ingin penonton benar-benar merasakan seperti apa yang dirasakan oleh veteran PD II. Baik luka maupun kematian dari para serdadu di kedua belah pihak digambarkan dengan vulgar, dan apa adanya.

Hal tersebut juga ingin menunjukkan bagaimana sebuah perang itu sebenarnya tidak hanya berisi kejayaan dari pihak yang menang, tetapi sebenarnya lebih banyak membuat kedukaan di semua pihak yang terlibat.

Tokoh Doss itu sendiri bukanlah figur fiksi, tetapi benar-benar merupakan prajurit AS di PD II. Doss juga merupakan satu-satunya "conscientious objector" yang menerima medali atas jasanya di PD II.

Dalam film tersebut, Doss beberapa kali dianggap sebagai orang gila karena tidak ingin memegang senjata dalam perang. Namun pertanyaan yang layak diajukan sebenarnya, siapakah yang lebih gila, orang yang tidak ingin merenggut nyawa orang lain, atau orang yang ingin membunuh sesamanya

Sebagai sebuah narasi, "Hacksaw Ridge" mengandung nilai-nilai filosofis yang mempertanyakan dasar dari moralitas peperangan itu sendiri. Selain itu, film tersebut juga meyakini bahwa keyakinan yang dimiliki oleh orang lain juga harusnya tidak dijadikan sebagai bahan lelucon.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

1 hari lalu

The Beatles. Foto: Instagram/@thebeatles
Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

3 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

4 hari lalu

Poster film The Green Knight. Foto: Wikipedia.
7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.


8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

7 hari lalu

Mansion di film The Godfather (Paramount Picture)
8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.


Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

9 hari lalu

Aktor Christian Bale menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, `Exodus:Gods and Kings` di Madrid, Spanyol, 4 Desember 2014. REUTERS
Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal


7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

10 hari lalu

Film The Idea of You. (dok. Prime Video)
7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.


Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

10 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@noah_site
Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.


5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

12 hari lalu

The First Omen. Foto: Istimewa
5 Fakta The First Omen, Lanjutan Film Horor Klasik Tahun 1976

The First Omen adalah prekuel dari film horor supernatural klasik 1976 The Omen. The Omen mengungkap konspirasi setan yang melibatkan Pastor Brennan, Pastor Spiletto, dan Suster Teresa, yang rela mengorbankan nyawanya untuk melindungi Damien.


6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

13 hari lalu

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda. Foto: Canva
6 Film Horor yang Mengambil Tema Teori Konspirasi untuk Alur Ceritanya

Untuk menemani waktu lebaran, berikut ini rekomendasi film horor yang mengambil tema teori konspirasi. Film ini memiliki alur cerita unik dan berbeda.


8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

14 hari lalu

Reply 1988. Foto: Disney+ Hotstar
8 Rekomendasi Film dan Serial Disney+ Hotstar yang Cocok Ditonton Selama Mudik

Daftar film dan serial beragam genre di Disney+ Hotstar yang bisa menemani perjalanan mudik.